Monday, 05 Februari 2024
Hard work puts you where good luck cand find you - Kian Golzari.
Indikator
Global Market
Bursa saham AS atau wall street berakhir di zona hijau pada penutupan perdagangan Jumat (2/2/2024) waktu setempat. Dikutip dari laman KOMPAS pergerakan wall street didorong oleh laporan kuartalan beberapa Perusahaan teknologi yang lebih baik dari ekspetasi analis. Index S&P 500 mencatatkan rekor tertinggi baru pada hari Jumat karena hasil kuartalan dari Perusahaan-Perusahaan teknologi termasuk Perusahaan induk Facebook, Meta, melampui ekspetasi dan laporan pekerja bulan Januari jauh lebih baik dari perkiraan. Kenaikan saham-saham teknologi membantu mengalihkan fokus investor dari laporan pekerjaan yang buruk pada hari Jumat sebelumnya. Acuan imbal hasil treasury AS 10 tahun melonjak sebesar 17 basis poin menjadi 4,02 persen, setelah pemerintahan melaporkan telah menambah 353.000 lapangan pekerjaan pada bulan Januari, jauh diatas perkiraan pengamat sebesar 185.000.
Dana Moneter International (IMF) memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Tiongkok atau China akan melambat menjadi 4,6% pada tahun 2024 dan semakin menurun dalam jangka menengah dengan proyeksi pertumbuhan sekitar 3,5% pada tahun 2028. Hal ini diakibatkan oleh melemahnya sektor properti dan lemahnya permintaan eksternal yang dikutip dari Reuters. Negara yang menyandang perekonomian terbesar kedua di dunia ini kesulitan untuk bangkit kembali pasca-pandemi Covid-19 yang kuat dan berkelanjutan, terbebani oleh krisis properti yang berkepanjangan dan juga lemahnya kepercayaan konsumen dan dunia usaha serta meningkatnya utang Pemerintah daerah, mengutip dari laman KONTAN.
Indonesia
Daftar saham indeks LQ45 di Bursa Efek Indonesia (BEI) berubah mulai Februari 2024. Indeks LQ45 biasanya berisi saham-saham blue chip. Ada empat saham yang mengalami rotasi pada evaluasi mayor LQ45 kali ini. BEI memasukan PT Merdeka Battery Material, Tbk (MBMA), PT Dayamitra Telekomunikasi, Tbk (MTEL), PT Pertamina Geothermal Energy, Tbk (PGEO) dan PT Mitra Pack, Tbk (PTMP) ke dalam LQ 45 untuk masa konstituen 1 Februari–31 Juli 2024. Terdapat beberapa hal yang yang masih menjadi faktor lain yang dicermati seperti sentimen global, makro ekonomi dan fluktuasi harga komoditas, yang juga berlaku bagi penghuni lama LQ45 yang dikutip dari laman KONTAN.
Sumber data : Bloomberg dan Infovesta.
Disclaimer : Dokumen ini tidak diperuntukan sebagai suatu penawaran, atau permohonan dari suatu penawaran, permintaan untuk membeli atau menjual efek dan segala hal yang berhubungan dengan efek. Seluruh informasi dan opini yang terdapat dalam dokumen ini dengan cara baik telah dihimpun dari atau berasal dari sumber-sumber yang dapat dipercaya dan diandalkan. Tidak ada pengatasnamaan atau jaminan, baik secara langsung maupun tidak langsung dari BNI termasuk pihak-pihak lain dari Grup BNI dari mana dokumen ini dapat diperoleh, terhadap keakuratan atau kelengkapan dari informasi yang terdapat dalam dokumen ini. Seluruh pendapat dan perkiraan dalam laporan ini merupakan pertimbangan kami pada tanggal tertera dan dapat berubah sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan.
PT Bank Negara Indonesia (Persero), Tbk.
Divisi Wealth Management.
Manara BNI Lantai 21.
Jl. Perjompongan Raya No.7 Jakarta 10210.
www.bni.co.id/emerald.