Wednesday, 12 February 2025
“Successful investing is about managing risk not avoiding it,” – Benjamin Graham.
Indikator Ekonomi

Global Market
Indeks Dollar (DXY) (11/02) melemah -0.356 poin (-0.33%) di level 107.963, Dow Jones menguat +0.28%, S&P 500 menguat +0.03%, Nasdaq melemah -0.36%, sedangkan harga UST mayoritas melemah dengan yield tenor 5 year naik +3.27 poin di level 4.372% dan yield tenor 10 year naik +3.85 poin di level 4.536%.
DXY melemah, pasar saham AS bergerak beragam, dan harga UST mayoritas melemah setelah Jerome Powell mengatakan kepada Kongres bahwa Fed tidak perlu terburu-buru menyesuaikan suku bunga. Selain itu Ia mengatakan bahwa Fed tidak kelebihan staf tetapi "kelelahan" dalam upaya menyindir DOGE milik Elon Musk.
Trump menarik kembali ancamannya untuk menahan bantuan AS ke Yordania setelah Raja Abdullah II setuju untuk menerima 2.000 anak-anak yang sakit dari Gaza. Trump juga menegaskan kembali keinginannya untuk mengambil alih kepemilikan wilayah tersebut.
Indonesia
USD/IDR (11/02) ditutup menguat +30.00 poin (+0.18%) di level 16,375.00 (closing BI). Secara year to date Rupiah melemah -1.74% terhadap USD.
Harga SBN (11/02) mayoritas menguat dengan yield tenor 5 year turun -0.87 poin di level 6.589% dan yield tenor 10 year turun -2.02 poin di level 6.828%. Kepemilikan asing pada surat berharga Pemerintah Indonesia per 10 Februari 2025 berada di level 14.48% dan mengalami outflow sebesar IDR 0.82 T. Namun selama Februari terjadi net capital inflow sebesar IDR 6.25 T dan selama year to date terjadi net capital inflow sebesar IDR 10.90 T.
JCI (Jakarta Composite Index) (11/02) melemah -116.150 poin (-1.75%) di level 6,531. Sektor yang paling melemah kemarin adalah infrastructures, energy, dan transportation and logistic. Namun secara year to date JCI melemah -7.74%, dan secara week to date melemah -7.65%.
Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Januari 2025 masih berada pada level optimis sebesar 127.2 (prior 127.7).
Hasil lelang SBSN (11/02) mencatat total bid income sebesar Rp 30.258 T dengan nominal yang diserap sebesar Rp 10 T dari target indikatif sebesar Rp 10 T. Seri yang paling diminati investor adalah seri PBS003 dengan total bid income sebesar Rp 9.920 T. Sedangkan seri yang paling banyak diserap Pemerintah adalah PBS038 dengan yield rata-rata tertimbang sebesar 7.09973%.
Sumber data : Bloomberg.
Disclaimer : Dokumen ini tidak diperuntukan sebagai suatu penawaran, atau permohonan dari suatu penawaran, permintaan untuk membeli atau menjual efek dan segala hal yang berhubungan dengan efek. Seluruh informasi dan opini yang terdapat dalam dokumen ini dengan cara baik telah dihimpun dari atau berasal dari sumber -sumber yang dapat dipercaya dan diandalkan. Tidak ada pengatasnamaan atau jaminan, baik secara langsung maupun tidak langsung dari BNI termasuk pihak-pihak lain dari Grup BNI dari mana dokumen ini dapat diperoleh, terhadap keakuratan atau kelengkapan dari informasi yang terdapat dalam dokumen ini. Seluruh pendapat dan perkiraan dalam laporan ini merupakan pertimbangan kami pada tanggal tertera dan dapat berubah sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan.
PT Bank Negara Indonesia (Persero), Tbk.
Divisi Wealth Management.
Manara BNI Lantai 21.
Jl. Perjompongan Raya No.7 Jakarta 10210.
www.bni.co.id/emerald.