Informasi Lainnya | BNI Emerald
Chat With Us
Chat With Us
Internet Banking
 
 
 
 
 

INFORMASI LAINNYA

Beat The Uncertainty with the Right Investment Strategy

Strategi investasi adalah suatu hal utama yang harus dipersiapkan untuk mendapatkan hasil yang maksimal dalam berinvestasi, untuk mengantisipasi ketidakpastian, serta mencapai tujuan investasi. Ibarat seorang nelayan yang harus menyusun strategi berlayar dalam menangkap ikan agar dapat menghadapi ketidakpastian cuaca di laut serta memperoleh hasil tangkapan yang maksimal, begitu pula yang perlu dipersiapkan oleh seorang smart investor. Beberapa strategi investasi yang bisa Anda pertimbangan diantaranya market timing, dollar cost averaging, dan asset allocation/diversification.

Market Timing

Dalam berinvestasi terkadang investor sering melakukan atau menggunakan market timing pada saat berinvestasi dengan nominal besar secara sekaligus, khususnya pada instrumen reksa dana, surat hutang dan saham, oleh karena itu investor apabila menggunakan startegi ini harus memiliki pengetahuan dan memiliki pengalaman investasi yang cukup, bahkan investor harus bisa mempersiapkan diri untuk memangkas kerugian jika terjadi penurunan (cutloss), karena strategi market timing akan memiliki tantangan untuk memprediksi secara akurat kapan harga terendah dalam membeli atau harga tertinggi ketika menjual.

Dollar Cost Averaging

Strategi kedua adalah dollar cost averaging, dimana strategi ini dapat dilakukan dengan melakukan pembelian atau investasi secara bertahap pada suatu aset atau instrumen investasi. Pada cara ini investor diharapkan sudah rutin dalam melakukan investasi pada suatu aset yang dipilih di waktu yang telat ditentukan, dengan demikian investor akan mendapatkan harga investasi secara rata–rata.

Asset Allocation/Diversification

Strategi ketiga adalah asset allocation, kita sering mendengar prinsip “jangan pernah menaruh/berinvestasi dalam satu keranjang“. Dengan melakukan pembagian investasi kedalam beberapa aset maka risiko akan lebih terbagi/termitigasi. Membagi investasi dalam beberapa aset berbeda akan memiliki risiko yang lebih termitigasi, dan kinerja yang lebih optimal.

Sebagai contoh, dalam kondisi penurunan suku bunga, investor dapat memiliki alokasi yang lebih tinggi pada kelas aset pendapatan tetap seperti obligasi, dibandingkan saham.

Bagaimana selanjutnya?

Setelah menerapkan strategi yang telah ditentukan, maka kita perlu melihat strategi mana yang lebih baik. Pada ketiga strategi investasi di atas, tetap dibutuhkan suatu tindakan review.

Dengan melakukan review kinerja portfolio investasi secara reguler, maka investor dapat menilai apakah strategi yang diterapkan sudah sesuai. Apakah return sudah sesuai ekspektasi? atau, adakah perubahan pada risk appetite dan tujuan awal investasi? Apakah jenis kelas aset yang dipilih sesuai dengan tren ekonomi dan pasar modal ke depannya? Hal-hal seperti inilah yang menentukan apakah perlu dilakukan suatu perubahan pada portfolio investasi atau biasa disebut rebalancing.

Persiapkan perjalanan investasi Anda dari sekarang, dengan membuka rekening investasi hanya dalam 1 genggaman saja di BNI Mobile Banking. Konsultasikan pemilihan produk investasi yang sesuai dengan tujuan keuangan dan profil risiko Anda dengan Relationship Manager dan Investment Specialist BNI Emerald.

Akses profil risiko Anda secara berkala melalui fitur Investasi di BNI Mobile Banking, atau kunjungi Kuesioner Profil Risiko.

Anda juga dapat mengunjungi kantor cabang BNI terdekat, atau hubungi layanan 24 jam BNI Emerald Call 1500098.

IHSG Soars with Election Optimism, What's Next?

Indonesia di 2024 telah memasuki tahapan Pemilihan Umum (Pemilu). Pelaksanaan Pemilu ini pastinya akan berdampak ke banyak hal, tak terkecuali dengan kondisi ekonomi dan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

Tercatat secara historis, dalam empat kali Pemilu terakhir IHSG memiliki kinerja positif dan cukup menggembirakan, sehingga momen Pemilu ini dapat menjadi kesempatan bagi pelaku pasar untuk memaksimalkan potensi profit sebesar-besarnya.

Bagaimana pergerakan IHSG secara historis di setiap gelaran Pemilu? Akankah pada Pemilu 2024 IHSG juga akan bergerak positif?

Kinerja IHSG Dalam 4 Kali Pemilu Terakhir
  1. Pemilu 2004
  2. Chart : bloomberg

    Pada Pemilu 2004, IHSG mengalami pelemahan saat pelaksanaan putaran pertama. Kemudian saat pelaksanaan putaran kedua dan berlanjut saat pengumuman hasil Pemilu, hingga penetapan presiden dan wakil presiden terpilih, IHSG berhasil mengalami kenaikan dengan persentase sebesar 17.7%. Kala itu, faktor kekhawatiran terhadap pelaksanaan Pemilu menjadi salah satu sentimen negatif terhadap perekonomian Indonesia.

  3. Pemilu 2009
  4. Chart : bloomberg

    Meskipun pada 2008 dunia dilanda krisis ekonomi dan Indonesia sempat terkena efeknya, akan tetapi hal tersebut tidak berlangsung lama. Memasuki 2009 ekonomi Indonesia mulai bangkit, hal ini tergambar dari kondisi IHSG yang mengalami kenaikan sejak saat masa kampanye Pemilu di awal 2009, kemudian berlanjut ke penyelenggaraan Pemilu, hingga penetapan presiden dan wakil presiden terpilih. Kala itu IHSG berhasil mencatat kenaikan luar biasa dengan persentase kenaikan sebesar 53,7%.

  5. Pemilu 2014
  6. Chart : bloomberg

    Pemilu 2014 juga berdampak positif terhadap kinerja IHSG saat itu. Persaingan dan adu program kerja antara pasangan Prabowo-Hatta dan Jokowi-Jusuf Kalla berdampak positif terhadap kenaikan IHSG dengan persentase kenaikan sebesar 17,6%. Meskipun saat penetapan hasil Pemilu IHSG sempat mengalami sedikit penurunan, tetapi hal itu tidak terlalu berdampak.

  7. Pemilu 2019
  8. Chart : bloomberg

    Persaingan politik antara pasangan Jokowi-Ma'ruf dan Prabowo-Sandi pada Pemilu 2019 berlangsung panas. Hal tersebut juga memengaruhi IHSG yang ikut memanas dan bergerak naik di awal masa kampanye dari Februari hingga April 2019. Namun, pada bulan Mei 2019 IHSG mengalami penurunan yang cukup drastis efek dari pengumuman hasil pemenang yang menyisakan polemik. Pergerakan IHSG kembali naik saat ditetapkannya pemenang Pemilu 2019 yaitu pasangan Jokowi-Ma'ruf. Tercatat saat itu IHSG hanya mengalami kenaikan sebesar 4,6%.

Bagaimana Nasib IHSG di Pemilu 2024?

Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat signifikan pada perdagangan Kamis (15/2/2024) usai pelaksanaan Pemilihan Umum (Pemilu) 2024. Mengutip data RTI, pada penutupan perdagangan sesi pertama Kamis pekan ini, IHSG naik 1,57 persen ke posisi 7.322,81.

Penguatan IHSG diprediksi euforia dari Pemilu yang sudah berlangsung dan sesuai harapan dari investor kalau Pemilu akan berlangsung dalam satu putaran melihat hitung cepat atau quick count hingga kini. Selain itu, neraca dagang Indonesia yang masih surplus juga memberikan sentiment surplus USD 2,01 miliar.

Source : Investing.com

Jangan lewatkan momentum berinvestasi ditengah sentiment positif IHSG atas Pemilu 2024. Persiapkan perjalanan investasi Anda dari sekarang, dengan membuka rekening investasi hanya dalam 1 genggaman saja di BNI Mobile Banking. Konsultasikan pemilihan produk investasi yang sesuai dengan tujuan keuangan dan profil risiko Anda dengan Relationship Manager dan Investment Specialist BNI Emerald.

Anda juga dapat mengunjungi kantor cabang BNI terdekat, atau hubungi layanan 24 jam BNI Emerald Call 1500098.

2024 Market Outlook : What’s New on 2024?

Kondisi Market di 2023 ditutup pada teritori Positif IHSG; ditutup di level 7.279, dimana sepanjang tahun 2023 IHSG mengalami kenaikan sebesar 6.4% dari pembukaan awal tahun. Pada tahun 2023 banyak hal yang menjadi perhatian investor, antara lain adalah :

  • Pada Januari 2023, Bank dunia sempat kembali memperingatkan ancaman adanya perlambatan perekonomian global pada tahun ini, dengan dibayangi resesi global akibat pandemi Covid-19 dan krisis keuangan. Dalam laporan global economic prospects pada Januari 2023, Bank dunia menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi global dari 3% menjadi 1,7%.
  • Pada 10-12 Maret 2023 dua Bank besar di AS yakni Silicon Valley Bank dan Signature Bank harus ditutup karena hilangnya likuiditas ketika Silicon Valley Bank dan Signature Bank kemudian pada 1 Mei 2023, first Republic Bank menjadi Bank ketiga di AS yang mengalami kebangkrutan dalam hampir dua bulan terakhir. Di Eropa, Credit Suisse, Bank terbesar kedua di Swedia, juga menghadapi risiko kegagalan.
  • Menteri keuangan AS Janet Yellen memulai kunjungannya ke Negeri Tirai Bambu pada 6-9 Juli 2023 untuk menemukan kesepahaman ekonomi dan membuka komunikasi. Adapun, kunjungan tersebut dilakukan setelah beberapa hari sebelumnya China melakukan pembatasan ekspor dua logam penting pada industri teknologi utama.
  • Pada Agustus 2023, Rusia menghentikan kesepakatan biji-bijian laut hitam atau dikenal dengan Black Sea Grain Initiative, yakni sebuah kesepakatan yang ditengahi PBB dan memungkinkan Ukraina mengeskpor biji-bijian.
  • Harga beras di Asia sempat melonjak ke level tertinggi dalam hampir 15 tahun terakhir pada Agustus 2023. Hal ini terjadi setelah India memperluas pengetatan ekspor terhadap beras pratanak dan basmati seminggu sebelumnya.
  • Selain itu, terdapat juga kekhawatiran mengenai El Nino yang mengancam kekeringan di banyak wilayah pertumbuhan utama di seluruh Asia. Thailand juga memperingatkan bahwa akan terjadi kekeringan pada 2024.
  • Konflik Israel dan Palestina kembali bergejola di Akhir tahun 2023, hal ini mendorong harga minyak mentah telah mengalami penguatan.

Diawal tahun 2024 market diawali dengan beberapa hal antara lain adalah rilis Minutes of Meeting Fed dan data tenaga kerja AS yang relatif membaik di Desember 2023, hal ini membuat Investor kembali melihat mengenai pemangkasan suku bunga FED di 2024.

  • FED merilis hasil rapat bulananya menunjukan bahwasanya FED akan lebih berhati-hati dalam menentukan arah kebijakan suku bunga acuannya, selain itu FED akan tetap melihat hasil dari data ekonomi untuk mengambil langkah berikutnya.
  • Rilis data tenaga kerja AS untuk bulan Desember 2023, menunjukan pasar tenaga kerja AS masih resilient dimana data Non-Farm Employment naik ke 164K, data Non-Farmpayroll naik ke 216K, dan Unemployement Rate berada di angka 3.7%. Hal ini membuat prediksi penurunan suku bunga kembali mereda.
  • Inflasi bulan Desember dirilis di 2.61% secara y-o-y. Angka inflasi yang cukup terkendali dan kebijakan Fed yang lebih dovish mendorong Bank Indonesia kembali mempertahankan suku bunga acuan 7-day Reverse Repo Rate di 6.0%. Menurut survey analis Bloomberg, Bank Indonesia diperkirakan akan mulai memangkas suku bunga pada kuartal ketiga–2024.
  • Posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Desember 2023 tercatat sebesar USD 146.4 B, meningkat dibandingkan dengan posisi pada akhir November 2023 sebesar USD 138.1 B. Kenaikan posisi cadangan devisa tersebut antara lain dipengaruhi oleh penerimaan pajak dan jasa, serta penarikan pinjaman luar negeri pemerintah. Bank Indonesia menilai cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makro ekonomi dan sistem keuangan.

Ekonomi 2024 diproyeksikan akan tumbuh lebih baik dibanding tahun 2023, dengan catatan kondisi ekonomi global sudah mereda khususnya kondisi ekonomi Amerika, dan di Amerika inflasinya saat ini sudah membaik. Tidak hanya di Amerika saja, namun Cina dan Jepang pertumbuhannya juga harus membaik. Jika hal itu terwujud, dampaknya adalah pertumbuhan ekonomi Indonesia juga akan lebih baik di tahun 2024 sesuai proyeksi Bank Indonesia.

Indonesia di tahun 2024 akan memasuki babak baru Pemilihan Umum baik untuk Legislative, Executive dan Kepala Daerah, hal ini diproyeksikan akan mendorong peningkatan dari sektor konsumsi, baik konsumsi rumah tangga ataupun konsumsi Pemerintah. Ekonomi Indonesia diprediksi masih akan berada di atas 5% berdasarkan Pandangan dari IMF dan Bank dunia.

Dengan kondisi makro ekonomi yang diprediksi akan lebih baik di tahun 2024, pastikan Anda dapat memanfaatkan momentum untuk kembali mengalokasikan dana baik pada produk tabungan, investasi, maupun asuransi di BNI. Perbarui profil risiko Anda melalui link : Kuesioner Profil Risiko dan konsultasikan rencana keuangan Anda dengan layanan Wealth Management Banking yang terpersonalisasi di BNI Emerald, didukung oleh Expert Advisory, Dedicated Relationship Manager, serta berbagai pilihan Global Privileges yang bisa Anda nikmati.

Optimistic and ready to welcome all the next opportunities

Simak strategi investasi untuk hadapi peluang investasi di tahun 2024 dengan melakukan tiga langkah berikut :

  • Assess profil risiko secara berkala.
  • Lakukan Re-balancing portofolio.
  • Konsultasikan tujuan finansial dengan Expert Advisory BNI Emerald.

Re-balancing adalah salah satu strategi yang dapat Anda lakukan dalam berinvestasi. Dengan kondisi pasar yang tidak menentu, tentunya Anda ingin investasi yang dimiliki tetap bertumbuh. Maka dari itu untuk mencapai tujuan investasi, perlu dilakukan Re-balancing.

Namun, bagaimana Re-balancing bisa menjadi strategi yang tepat?

Definisi Re-balancing

Re-balancing adalah strategi investasi untuk memastikan bahwa portofolio investasi dapat mempertahankan alokasi aset yang diinginkan dari waktu ke waktu.

Re-balancing melibatkan proses penyesuaian bobot alokasi berbagai aset dalam portofolio ke tingkat yang ditentukan oleh rencana investasi. Tingkatan tersebut disusun sesuai dengan toleransi risiko yang Anda miliki serta besar imbalan yang diinginkan.

Seiring berjalannya waktu, alokasi aset dapat berubah karena kinerja pasar yang mengubah nilai dari aset tersebut. Dengan begitu, sebagai seorang investor, selain memantau pergerakan pasar secara rutin juga perlu menyeimbangkan portofolio yang dimiliki secara berkala.

Tujuan Re-balancing

Mengutip Finance Strategist, tujuan utama dari Re-balancing adalah untuk mengelola risiko portofolio investasi. Pengelolaan risiko dapat dilakukan dengan mencegah portofolio Anda terbebani dalam satu kelas aset tertentu.

Melalui Re-balancing secara berkala, Anda dapat memastikan bahwa portofolio yang dimiliki saat ini tetap sesuai dengan tujuan investasi dan toleransi risiko. Berbeda dengan strategi lainnya, strategi ini tidak berfokus pada memaksimalkan keuntungan seperti strategi market timing atau stock picking.

Jenis-Jenis Re-balancing

Secara umum, tujuan Re-balancing adalah mengelola risiko portofolio investasi. Untuk jenisnya sendiri ada beberapa macam seperti :

  1. Smart Beta
  2. Jenis Re-balancing portofolio supaya tujuan finansial tercapai ada smart beta. Tindakan ini adalah melakukan penyesuaian perubahan nilai saham dan kapitalisasi pasar dengan menggunakan data tambahan dalam analisa.

  3. Constant-Mix Re-balancing
  4. Berikutnya ada constant mix Re-balancing. Istilah ini bertujuan untuk mengatur kembali rasio aset dalam portofolio berdasarkan toleransi risiko dibanding waktu.

  5. Kalender
  6. Jenis Re-balancing berikutnya adalah kalender. Artinya, strategi ini melibatkan penyesuaian investasi maupun analisa pada jangka waktu tertentu sesuai yang Anda sudah ditentukan sebelumnya.

Kapan Waktu yang Tepat untuk Re-balancing?

Setelah memahami jenis Re-balancing Anda pasti akan bertanya-tanya kapan waktu tepat melakukannya. Secara umum waktu tepat melakukan Re-balancing portofolio adalah secara berkala. Yaitu bisa selama 6 bulan atau dalam 1 tahun sekali.

Tidak hanya itu saja, ketika dalam periode tertentu investasi sudah memenuhi target tetap perlu melakukan Re-balancing. Tujuannya supaya imbal hasil investasi bisa lebih optimal. Jadi, melakukan Re-balancing portofolio tidak hanya saat rugi tapi dalam keadaan untung juga.

Strategi Investasi Jelang Tahun Politik 2024

Dunia masih terus dibayangi berbagai risiko dan ketidakpastian. Mulai dari risiko pertumbuhan ekonomi Tiongkok yang melemah, harga komoditas yang volatile, geopolitik perang Ukraina-Rusia dan konflik Palestina-Israel, ancaman El Nino dan perubahan iklim, risiko debt-distress, kontraksi PMI Manufaktur global, serta meningkatnya harga minyak dunia. Pertumbuhan ekonomi global masih lemah dan melambat serta tidak merata, tahun 2023 diperkirakan hanya tumbuh 2,9% dan tahun 2024 menurun ke 2,8%.

Kondisi perlambatan ekonomi global ini akan meningkatkan risiko terhadap pencapaian pertumbuhan ekonomi Indonesia di Q4 2023. Untuk tahun 2024, peningkatan risiko global diperkirakan juga akan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Indonesia yang ditargetkan mampu mencapai 5,2%.

Indonesia memiliki fundamental ekonomi yang baik, sebab pertumbuhan ekonomi nasional mampu mencatatkan angka di atas 5% secara rata-rata selama tujuh kuartal berturut-turut. Inflasi Indonesia pada September 2023 mampu terjaga di level 2,28% (yoy) dan menjadi yang terendah sejak Februari 2022. PMI Manufaktur masih terus di level ekspansif, optimisme masyarakat dari sisi IKK masih cukup tinggi, dan Indeks Penjualan Riil yang masih tumbuh positif, serta Neraca Perdagangan pada September 2023 yang masih surplus sebesar USD 3,42 miliar, melanjutkan surplus selama 41 bulan berturut-turut.

“Perlambatan ekonomi dunia dan berbagai risiko serta ketidakpastian global, berpotensi akan meningkatkan risiko bagi pencapaian target pertumbuhan ekonomi Indonesia di Q4 2023 dan di tahun 2024,” ungkap Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto.

Untuk dapat mencapai target pertumbuhan ekonomi di kisaran 5,3% (yoy) pada 2023, diperkirakan kebutuhan investasi yang diperlukan yakni sebesar Rp 6.189,10 triliun dengan mayoritas porsi investasi dari masyarakat sebesar 84,7%, kemudian dari Pemerintah sebesar 9,7%, dan selebihnya dari Badan Usaha Milik Pemerintah.

Sementara itu, untuk meraih target pertumbuhan ekonomi 5,2% (yoy) pada 2024, kebutuhan investasi yang diperlukan dari berbagai pelaku ekonomi yakni berada pada kisaran Rp 6.900,- triliun. Jika dilihat dari sumber investasinya, kebutuhan tersebut dapat dipenuhi dari investasi Pemerintah, perbankan, pasar modal, capital expenditure BUMN, penanaman modal, serta internal pendanaan korporasi.

Lebih lanjut, dengan target pertumbuhan ekonomi dan kebutuhan investasi tersebut, sektor PMA dan PMDN pada 2024 diharapkan mampu memberikan sumbangan investasi di sekitar Rp 1.600,- an triliun. Berdasarkan share realisasi tahun 2022 dan target 2023, sumber dari PMA dan PMDN mampu memberikan sumbangan sekitar 22% dari total kebutuhan investasi.

Selain memperhatikan data historis dan kebutuhan untuk pemenuhan target pertumbuhan, terdapat beberapa hal lainnya yang juga menjadi pertimbangan, di antaranya yakni pemberlakuan UU Cipta Kerja, berbagai kebijakan kemudahan berusaha yang terus digulirkan, adanya kebutuhan investasi yang besar untuk mendukung kebijakan hilirisasi dan transisi energi, serta kebutuhan investasi dalam penyelesaian berbagai Proyek Strategis Nasional (PSN). Terlebih lagi, tahun 2024 juga merupakan Tahun Pemilu di Indonesia (baik Pemilu Legislatif, Executive dan Pemilihan Kepala Daerah).

Menyambut momen election/tahun Pemilu di 2024 mendatang, perlu adanya strategi cerdas untuk mengelola portofolio investasi Anda. Selain mengetahui update mengenai kondisi pasar global dan Indonesia dengan segala kemungkinan yang telah dijabarkan di atas, selanjutnya sebagai seorang investor Anda perlu melakukan review portfolio investasi saat ini. Apakah komponen-komponen dalam portfolio investasi Anda serta potensi return-nya sudah cukup dan dapat memenuhi tujuan finansial yang ingin dicapai di masa depan?

Melihat optimisme pertumbuhan ekonomi nasional di tahun 2024, Anda perlu melakukan diversifikasi investasi melalui produk-produk seperti Saham, Reksa Dana Saham, Obligasi Jangka Pendek, sesuai profil risiko dan jangka waktu/time horizons untuk mencapai goals dan tujuan Anda. Bersama BNI, Anda dapat mengakses portfolio investasi setiap bulannya melalui BNI Mobile Banking.

  1. Cek dan perbarui Profil Risiko Anda melalui BNI Mobile Banking kapanpun dimanapun, dengan akses ke menu : Investasi >> Portfolio Investasi >> klik “Perbaharui” Profil Risiko Anda.
  2. Akses portfolio Investasi (laporan konsolidasi) setiap bulan-nya melalui menu : Rekeningku >> Laporan Konsolidasi.
  3. Cek Portfolio Investasi terkini melalui menu : Investasi >> Portfolio Investasi.

#InvestasimpleBNI.

Investment is In Your Hand

Sebelum kita membahas lebih lanjut seputar jenis-jenis investasi dan cara berinvestasi, ketahuilah bahwa investasi merupakan kegiatan penempatan dana pada satu atau lebih dari satu jenis aset selama periode tertentu, dengan tujuan mendapatkan penghasilan atau peningkatan nilai. Secara sederhana, investasi adalah salah satu alat untuk mewujudkan tujuan-tujuan keuangan kita.

Pada dasarnya, tujuan keuangan setiap orang berbeda-beda. Sebut saja, seorang berusia 25 tahun tentu memiliki rencana dan cita-cita yang berbeda dengan orang berusia 50 tahun.

Berdasarkan tujuannya, investasi dibedakan menjadi investasi jangka panjang, menengah, dan investasi jangka pendek. Beda jangka waktu tentu beda strategi dan instrumen investasinya.

Jenis Investasi Berdasarkan Tujuannya

Investasi Jangka Pendek

Investasi jangka pendek berlangsung antara kurang dari satu tahun hingga tiga tahun.

Sebagai contohnya, seorang pemuda berusia 25 tahun berniat untuk menikah tiga tahun ke depan. Maka dia membutuhkan dana segar untuk menyelenggarakan pesta pernikahan.

Oleh karena itu pemuda ini disarankan untuk berinvestasi pada instrumen investasi dengan resiko rendah, yang mana resiko rendah ini memiliki volatilitas/fluktuasi rendah, relatif stabil dan likuid/bisa dicairkan. Beberapa instrumen yang disaranakan adalah deposito, reksa dana pasar uang atau obligasi pemerintah dalam tenor jangka pendek.

Investasi Jangka Menengah

Ketika seseorang memiliki tujuan finansial antara 3 hingga 5 tahun, maka hal ini bisa disebut dengan investasi jangka menengah.

Sebagai contoh dalam 5 tahun kedepan Bapak A harus mendaftarkan anaknya ke sebuah Universitas ternama di Jakarta, maka Bapak A membutuhkan dana yang cukup besar untuk membayar uang kuliah.

Mengingat kebutuhan dananya di atas 3 tahun, Bapak A bisa memilih instrumen dengan risiko sedikit lebih tinggi dari deposito, reksa dana pasar uang, atau surat utang negara, dengan harapan memperoleh imbal hasil yang lebih tinggi.

Instrumen yang dimaksud adalah reksa dana pendapatan tetap (obligasi), obligasi korporasi dan reksa dana campuran.

Investasi Jangka Panjang

Ketika tujuan investasinya di atas 5 tahun, maka investasi ini sudah masuk dalam kategori investasi jangka panjang.

Tujuan-tujuan investasi itu bisa berupa biaya pendidikan anak, biaya penyelenggaraan pesta pernikahan anak, pembelian aset ke anak cucu, dan dana pensiun.

Semakin panjang periode investasi, makin fleksibel seseorang memilih instrumennya. Mereka bisa memilih instrumen dengan risiko rendah, moderat, tinggi, maupun instrumen yang tidak dapat dikonversi dengan cepat.

Beberapa instrumen yang bisa dipilih untuk investasi jangka panjang antara lain logam mulia, reksa dana saham, saham, hingga properti.

Cara Berinvestasi Yang Benar Dan Aman

Berinvestasi memang merupakan cara seseorang untuk memenuhi tujuan keuangan. Ada banyak cara berinvestasi yang bisa Anda temukan untuk menginvestasikan uang Anda, namun kita semua tentunya tahu bahwa bukan hanya dengan berinvestasi kita pasti akan mendapatkan uang tambahan, bukan? Jika kita mempertaruhkan uang kita untuk berkembang, tentu saja terdapat resikonya juga. Akan tetapi, Anda tidak perlu khawatir. Jika Anda mempelajari dan memulai dengan cara yang tepat, Anda akan berhasil menjadi investor yang baik. Simak cara-cara berinvestasi yang aman dan bikin tenang yang akan dibahas di bawah ini.

Pilih Platform Investasi Yang Tepat

Investasi ibaratnya seperti menanam pohon. Banyak browsing dan mencari tahu platform investasi yang tepat untuk pemula serta jangan sampai salah mengikuti cara berinvestasi, karena akan sangat merugikan Anda.

Jangan Mengabaikan Inflasi

Cara berinvestasi ini yang patut untuk dihindari. Jika Anda mengabaikan inflasi dalam memilih sarana investasi jangka panjang, bisa jadi investasi Anda mengecil daya belinya. Menurut laporan dari Bank Indonesia, pada Agustus 2023 Indonesia mengalami inflasi sebesar 3.7%. Artinya, jika Anda menanamkan uang di Bank BUMN Deposito yang memberikan bunga 5.46% untuk 1 tahun, atau bahkan di Bank Swasta non-devisa (yang terkenal dengan suku bunga yang tinggi) 6% untuk 1 tahun, Anda memiliki risiko inflasi yakni nilai tunai akan berkurang oleh inflasi.

Bagi mayoritas orang, investasi saham atau reksa dana adalah salah satu cara untuk bersaing dengan inflasi. Anda perlu memperhatikan bahwa nilai saham bisa naik dan turun kapan saja. Hal itu karena saham investasi yang paling beresiko. Namun, saham memberikan potensi keuntungan yang paling besar dan telah secara konsisten melampaui inflasi sejak tahun 1940-an.

Membagi Modal Yang Dimiliki

Salah satu hal yang harus Anda perhatikan agar cara berinvestasi pemula dapat terealisasi adalah dengan terlebih dahulu membagi modal yang dimiliki ke dalam beberapa aset atau yang biasa disebut dengan diversifikasi. Contoh yang umum adalah diversifikasi di emas, saham, properti, dan surat hutang.

Pilihlah Investasi Yang Tepat

Cara berinvestasi yang satu ini memang harus menyesuaikan dengan tujuan dan kemampuan Anda secara finansial. Ada berbagai jenis investasi yang bisa ditemukan di pasar saham. Saham, obligasi, deposito, dan lainnya. Setiap jenisnya memiliki kelebihan dan keuntungannya masing-masing, dan tentunya dengan kisaran risiko yang juga berbeda. Urutan dari jenis yang risikonya dan imbalannya tertinggi adalah saham, reksa dana, obligasi, dan terakhir deposito.

Mulai dengan Investasi Kecil Terlebih Dahulu

Demi menumbuhkan rasa percaya diri, mulai dengan modal sedikit demi sedikit adalah cara berinvestasi untuk pemula. Pilih investasi yang sudah terjamin dan memiliki performa yang baik selama lima hingga sepuluh tahun terakhir.

Jangan Terlalu Berlebihan

Sebagian besar ketakutan terbesar setiap orang adalah kehilangan uang. Anda akan terbiasa dengan kondisi pasar seiring berjalannya waktu. Tetap tenang dalam menyikapi kondisi yang ada dan sebisa mungkin untuk tidak berhutang.

Jangan Terlalu Sering Memantau

Hal ini bisa Anda terapkan jika ingin berinvestasi yang aman dan bikin tenang. Kenapa? Karena, terlalu sering memonitor atau memantau perkembangan investasi justru mengakibatkan Anda khawatir dan menjadi takut dalam mengambil keputusan. Pada dasarnya, tujuan utama berinvestasi adalah untuk membangun kekayaan dalam jangka waktu yang panjang.

Persiapkan perjalanan investasi Anda dari sekarang, dengan membuka rekening investasi hanya dalam 1 genggaman saja di BNI Mobile Banking. Konsultasikan pemilihan produk investasi yang sesuai dengan tujuan keuangan dan profil risiko Anda dengan Relationship Manager dan Investment Specialist BNI Emerald.

Anda juga dapat mengunjungi Kantor Cabang BNI terdekat, atau hubungi layanan 24 jam BNI Emerald Call 1500098.

Simple and Smart Investing with BNIAM IDX30

Bursa Efek Indonesia memiliki Indeks Harga Saham Gabungan atau yang biasa kita kenal dengan singkatan IHSG untuk mengukur kinerja harga semua saham yang tercatat di Papan Utama dan Papan Pengembangan Bursa Efek Indonesia. IHSG diperkenalkan kepada publik dan diluncurkan pada 4 April 1983. Seiring dengan semakin berkembangnya pasar modal Indonesia, pada 1 Febuari 1997 Bursa Efek Indonesia meluncurkan Indeks LQ45 yang mengukur kinerja harga dari 45 saham yang memiliki likuiditas tinggi dan kapitalisasi pasar besar serta didukung oleh fundamental Perusahaan yang baik.

Seiring waktu berjalan, partisipasi investor di pasar modal Indonesia semakin meningkat dan Bursa Efek Indonesia meluncurkan Indeks IDX30 pada 23 April 2012 untuk membantu dan memudahkan investor dalam berinvestasi saham karena Indeks IDX30 merupakan Indeks yang mengukur kinerja harga dari 30 saham yang memiliki likuiditas tinggi dan kapitalisasi pasar besar serta didukung oleh fundamental Perusahaan yang baik, atau dalam bahasa sederhananya 30 saham terbaik dari anggota Indeks LQ45.

Sejalan dengan Bursa Efek Indonesia untuk membantu dan memudahkan investor untuk berinvestasi, BNI Asset Management bekerjasama dengan Bursa Efek Indonesia meluncurkan Reksa Dana Indeks BNI-AM Indeks IDX30 (BNI30) pada 28 Desember 2017. BNI30 dapat menjawab kebingungan investor dalam memilih Reksa Dana Saham dan menjadi solusi tepat bagi investor karena 30 saham yang menjadi anggotanya merupakan saham-saham dengan likuiditas perdagangan tinggi, nilai kapitalisasi pasar yang besar, serta memiliki kinerja fundamental Perusahaan yang baik.

Sumber Data : Bloomberg per 28 April 2022.

Dengan berinvestasi pada BNI30, investor mendapatkan 3 manfaat utama sekaligus, yaitu :

  1. Diversifikasi optimal pada 30 saham unggulan.
  2. Transparansi dalam pengelolaan.
  3. Biaya Pengelolaan yang efisien.

Nasabah BNI Emerald sebagai pebisnis, profesional, dan profesi lainnya dapat menikmati hasil investasi pada Reksa Dana BNI30, tanpa harus repot dan terganggu dengan pengelolaan portofolio investasi. Reksa Dana BNI30 sangat cocok untuk investor pemula maupun berpengalaman dengan horizon investasi jangka panjang dengan kinerja yang konsisten. Akhir kata, mengutip petuah dari salah satu investor tersukses di dunia : If you don’t find a way to make money while you sleep, you will work until you die.

Salam Investasi…

#BetterFutureInvestNow.

Reksa Dana Pendapatan Tetap BNI-AM Makara

Masa depan ada di tangan Anda!

Mari rancang masa depan yang lebih cerah melalui investasi Reksa Dana.

Reksa Dana Pendapatan Tetap BNI-AM Makara Investasi :

Indikasi Imbal Hasil :

Historical 1 tahun (Apr’21-Apr’22) :

  • Kenaikan NAB : -0,53% net.
  • Pembagian Dividen : 4,68% net.
  • Total : 4,16% net.

Fitur Produk :

  • Indikasi pembagian hasil investasi tunai bulanan.
  • Risiko tersebar pada puluhan aset dasar, dikelola secara aktif.
  • Aset Dasar mayoritas pada Obligasi Korporasi dan Negara.

Manajer Investasi : PT BNI Asset Management.

Informasi produk dan klasifikasi risiko dapat dilihat pada https://bit.ly/FFS-BNIAM-MAKARA.

Jangan lupa cek profil risiko Anda untuk kesesuaian produk dan dapatkan informasi produk lainnya melalui https://bit.ly/INVESTASIBNI.

Informasi dan transaksi investasi dapat menghubungi Cabang BNI atau BNI Mobile Banking.

#InvestasiGaPakeNanti.

Optimize your Investment with Trim Dana Tetap 2

Sejak 2020 investor pasar modal tumbuh sangat pesat di Indonesia. Hal ini disebabkan informasi mengenai investasi di pasar modal seperti saham, obligasi dan reksa dana sangat mudah diakses dan tersedia dalam jumlah yang banyak sejak mulai pandemic Covid-19. Awalnya investasi yang tumbuh pesat adalah saham, namun seiring berjalannya waktu beberapa investor mulai menyesuaikan profil risiko mereka dan beralih ke investasi pendapatan tetap seperti obligasi pemerintah, obligasi ritel, obligasi korporasi dan lain-lain. Naiknya minat investor terhadap asset pendapatan tetap terjadi seiring penurunan rate deposito yang menjadi instrument investasi kebanyakan masyarakat Indonesia, investor mulai mencari alternative produk investasi yang memberikan pendapatan tetap dan tidak menggerus nilai pokok investasi. Obligasi ritel menjadi salah satu pilihan investor, dimana instrument ini diterbitkan oleh negara, menawarkan imbal hasil yang menarik di atas deposito dan nilai pokok investasi terjaga apabila disimpan sampai jatuh tempo. Namun obligasi ritel memiliki keterbatasan, seperti kuota terbatas, tanggal penawaran terbatas, dan kemungkinan adanya kerugian apabila dijual sebelum jatuh tempo.

Pilihan investor selanjutnya dapat jatuh ke reksa dana, khususnya reksa dana pendapatan tetap. Reksa dana pendapatan tetap berinvestasi pada asset-aset pendapatan tetap seperti obligasi pemerintah, obligasi korporasi, dan deposito berjangka. Pergerakan Nilai Aktiva Bersih (NAB) reksa dana pendapatan tetap juga tidak seperti reksa dana saham karena isi dari produk ini memiliki kriteria pergerakan harga yang cenderung stabil.

Trimegah Asset Management sejak 2008 telah meluncurkan reksa dana pendapatan tetap yang memiliki strategi fleksibel dalam investasi pada asset pendapatan tetap baik obligasi pemerintah dan obligasi korporasi.

  • Dengan adanya fleksibiltas ini, reksa dana Trim Dana Tetap 2 dapat beradaptasi terhadap kondisi pasar dimana saat obligasi pemerintah sedang berkinerja baik – Trim Dana Tetap 2 dapat meningkatkan proporsi obligasi pemerintah.
  • Saat obligasi pemerintah sedang berkinerja kurang baik, reksa dana ini mengurangi proporsi obligasi pemerintah dan meningkatkan proporsi obligasi korporasi.

Dengan strategi tersebut reksa dana ini terbukti memberikan kinerja yang baik di atas benchmark dan competitor. Reksa Dana ini sangat cocok untuk tipe investor yang memiliki profil risiko moderat yang ingin peningkatan nilai asset dalam jangka menengah tanpa terekspose volatilitas market yang cukup besar. Reksa dana ini dapat dibeli kapan saja dan dengan jumlah nominal mulai dari IDR 100,000.