Asuransi PerisaiPlus memberikan perlindungan bagi Peserta PerisaiPlus terhadap resiko kematian, cacat (ketidakmampuan sementara), cacat tetap akibat sakit/kecelakaan serta perlindungan terhadap 40 penyakit kritis (Critical Illness).
- Santunan Meninggal Dunia
Jika Tertanggung meninggal dunia selama berlakunya program asuransi ini, maka Penanggung akan membayarkan santunan maksimal sebesar 300% (tiga ratus persen) dari saldo terhutang Kartu Kredit BNI Tertanggung sampai dengan tanggal kematian Tertanggung meliputi :
- Meninggal dunia karena sakit dan kecelakaan maka BNI Life akan membayarkan 100% Pelunasan Saldo Hutang Kartu Kredit BNI Tertanggung kepada BNI.
- Santunan tambahan sebesar 200% (dua ratus persen) untuk meninggal dunia karena kecelakaan dari saldo terhutang Kartu Kredit Tertanggung yang akan dibayarkan kepada ahli Waris Tertanggung.
Ketentuan nilai santunan maksimum yang akan dibayarkan jika Tertanggung meninggal dunia karena sakit atau kecelakaan tersebut sesuai dengan jenis kartu kredit.
- Kartu Kredit Utama dengan jenis BNI Silver sebesar Rp 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah) per kartu, dan Kepesertaan Program Asuransi otomatis berakhir.
- Kartu Kredit Utama untuk Kartu Kredit BNI Gold sebesar Rp 100.000.000,- (seratus juta rupiah) per kartu, dan Kepesertaan Program Asuransi otomatis berakhir.
- Kartu Kredit Utama untuk Kartu Kredit BNI Titanium, Visa Platinum, JCB Platinum, Garuda Platinum, Garuda Signature, Infinite sebesar Rp 500.000.000,- (lima ratus juta rupiah) per kartu, dan Kepesertaan Program Asuransi otomatis berakhir.
Batas nilai santunan maksimum untuk jenis Kartu Kredit BNI mengacu pada ketentuan batas maksimum masing-masing jenis kartu yaitu Silver, Gold, Titanium, Visa Platinum, JCB Platinum, Garuda Platinum, Garuda Signature, Infinite, dan BNI Kartu Tunai.
Jika Tertanggung yang meninggal dunia karena kecelakaan memiliki Kartu Kredit BNI lainnya yang tidak terdaftar dalam Program Asuransi, maka santunan tambahan yang akan dibayarkan kepada ahli waris Tertanggung akan dipergunakan terlebih dahulu untuk melunasi sisa tagihan Kartu Kredit BNI Tertanggung lainnya tersebut.
- Santunan Ketidakmampuan Sementara
Jika selama berlakunya program Asuransi ini, Tertanggung/Peserta menderita Sakit* atau mengalami Kecelakaan yang menyebabkan Tertanggung/Peserta tidak dapat melakukan pekerjaan apapun sedikitnya selama 30 (tiga puluh) hari berturut-turut, yang menurut pertimbangan medis harus dilakukan perawatan rumah Sakit dan/atau masih dibutuhkan perawatan tambahan di rumah sebagai tindak lanjut dari perawatan rumah Sakit, maka mulai hari ke-31 (tiga puluh satu) Penanggung akan membayar Tagihan bulanan Kartu Kredit BNI yang telah jatuh tempo untuk Kartu Kredit BNI yang dipertanggungkan sebesarTagihan Minimum Bulanan yaitu 10% (sepuluh persen) dari total jumlah Tagihan Kartu Kredit BNI Tertanggung/Peserta pada bulan tersebut atau :
- Rp 50.000,- (lima puluh ribu rupiah) untuk Kartu Kredit BNI Silver dan Gold, atau
- Rp 100.000,- (seratus ribu rupiah) untuk Kartu Kredit BNI Visa Platinum, JCB Platinum, Garuda Platinum, Garuda Signature, Infinite tergantung mana yang lebih besar.
Besarnya klaim Ketidakmampuan Sementara untuk transaksi Kartu Kredit BNI dihitung sejak tanggal dimulainya Ketidakmampuan sampai dengan maksimum 6 (enam) bulan atau 180 (seratus delapan puluh) hari kalender berturut-turut atau hingga nilai santunan maksimum yang telah ditentukan sesuai pada manfaat nomor 1 di atas.
Jika sebelum masa 6 (enam) bulan atau 180 (seratus delapan puluh) hari kalender Tertanggung/Peserta Meninggal Dunia, maka Penanggung akan membayarkan santunan Meninggal Dunia sesuai dengan manfaat santunan Meninggal Dunia karena Sakit atau santunan Meninggal Dunia karena Kecelakaan dan selanjutnya kepesertaan program Asuransi berakhir.
- Santunan Ketidakmampuan Tetap Total
Jika selama berlakunya program Asuransi ini Tertanggung/Peserta menderita Sakit* atau mengalami Kecelakaan, yang menyebabkan Tertanggung/Peserta tidak dapat melakukan pekerjaan apapun sekurang-kurangnya 6 (enam) bulan atau 180 (seratus delapan puluh) hari kalender berturut-turut akibat Ketidakmampuan Sementara dan/atau berdasarkan diagnosa medis Ketidakmampuan akan berlanjut selama sisa hidup Tertanggung/Peserta (bersifat permanen), maka Penanggung akan membayarkan sisa saldo hutang Kartu Kredit BNI Tertanggung/Peserta yang dipertanggungkan sebesar nilai transaksi sampai dengan tanggal dimulainya Ketidakmampuan Tetap Total hingga nilai santunan maksimum yang ditentukan pada manfaat nomor 2 diatas dan selanjutnya pertanggungan Ketidakmampuan Tetap Total berakhir. Kepesertaan program Asuransi akan berakhir jika santunan Ketidakmampuan Tetap Total telah dibayarkan.
- Santunan Penyakit Kritis
Jika Tertanggung/Peserta menderita Sakit* dari salah satu Penyakit Kritis (40 penyakit) dalam masa Asuransi, maka Penanggung akan membayarkan santunan Asuransi sebesar 100% (seratus persen) dari saldo hutang untuk pelunasan saldo hutang Kartu Kredit BNI Tertanggung/Peserta dengan batas maksimum Uang Asuransi Penyakit Kritis sebesar :
- Rp 10.000.000,- (sepuluh juta rupiah) untuk Kartu Kredit BNI Silver, atau
- Rp 20.000.000,- (dua puluh juta rupiah) untuk Kartu Kredit BNI Gold, atau
- Rp 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah) untuk Kartu Kredit BNI Titanium, Visa Platinum, JCB Platinum, Garuda Platinum, Garuda Signature, Infinite.
Selanjutnya pertanggungan Penyakit Kritis berakhir. Jika santunan Penyakit Kritis telah dibayarkan, maka pertanggungan Meninggal Dunia dan Ketidakmampuan Sementara/Tetap Total tetap berjalan.
*) Sakit yang dipertanggungkan di bawah program Asuransi ini adalah Sakit yang diderita oleh Tertanggung/Peserta setelah Tertanggung/Peserta dipertanggungkan di bawah program Asuransi ini untuk masa sedikitnya 30 (tiga puluh) hari kalender setelah tanggal berlakunya Asuransi.
1 (satu) bulan dan dapat diperpanjang secara otomatis.
Pemberitahuan wajib disampaikan selambat-lambatnya 60 (enam puluh) hari kalender dari tanggal dimulainya kejadian/peristiwa Pemegang Kartu Kredit BNI mengalami Ketidakmampuan Sementara/Tetap, Penyakit Kritis atau meninggal dunia ke BNI Call di 1500046 atau melalui email bnicall@bni.co.id dan dokumen dikirimkan ke BNI Contact Center, Gedung BNI BSD Lt. 10, CBD BSD City Lot 1 No. 5, Jl. Pahlawan Seribu, Lengkong Gudang Serpong, Tangerang Selatan 15310.
Persyaratan dan dokumen Klaim yang harus dilengkapi pada saat pengajuan Klaim adalah :
Dokumen Klaim dikirimkan ke BNI Contact Center, Gedung BNI BSD Lt. 10, CBD BSD City Lot 1 No. 5, Jl. Pahlawan Seribu, Lengkong Gudang Serpong, Tangerang Selatan 15310, dan selanjutnya BNI akan menyampaikan pemberitahuan Klaim tersebut kepada Penanggung untuk ditindak lanjuti. Perusahaan Asuransi merupakan pihak yang bertanggung jawab sepenuhnya mengenai hasil keputusan Klaim. Tertanggung bertanggung jawab sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku atas kebenaran dokumen Klaim tersebut.
Pertanggungan bagi Tertanggung/Peserta akan berakhir karena hal-hal berikut ini (mana yang lebih dahulu) :
Penanggung tidak akan membayarkan santunan sesuai dengan program asuransi ini jika Kematian, Ketidakmampuan Sementara, Ketidakmampuan Tetap dan Penyakit Kritis yang terjadi diakibatkan oleh :
- Stroke
Serangan serebrovaskuler apapun, yang mengakibatkan gejala sisa neurologis yang permanen, yang berlangsung lebih dari 24 (dua puluh empat) jam, termasuk infark jaringan otak, pendarahan otak, trombosis atau embolisasi dari sumber di luar tengkorak. Bukti defisit neurologis permanen harus ada.
Stroke yang diakibatkan langsung oleh penyalahgunaan alkohol dan obat-obatan merupakan perkecualian.
- Kanker
Pertumbuhan baru sel-sel abnormal yang otonom dan berakibat invasi ke jaringan normal. Kanker harus didiagnosa secara positif berdasarkan pemeriksaan mikroskopis atas jaringan yang difiksasi, atau preparat dari sistem darah. Diagnosa tersebut harus semata-mata didasarkan pada kriteria baku mengenai keganasan berdasarkan gambaran histologis akan arsitektur atau pola dari tumor, jaringan atau spesimen yang dicurigai. Kanker kulit kecuali Melanoma Ganas, dan karsinoma in-situ serta lesi CIN (Cervical Intraepithelial Neoplasia) dalam bentuk, tingkat atau klasifikasi apapun tidak termasuk dalam definisi ini.
- Serangan Jantung
Infark sebagian otot jantung sebagai akibat kurangnya suplai darah ke jantung. Kriteria diagnostik yang harus dipenuhi pada saat terjadinya serangan tersebut adalah :
- Adanya nyeri dada khas pada saat serangan.
- Terjadinya peningkatan yang baru pada kadar enzim-enzim jantung.
- Terjadinya perubahan-perubahan yang baru pada gambaran elektro-kardiografi.
- Operasi Jantung Koroner
Operasi dengan membuka dinding dada, untuk melakukan operasi pada satu atau lebih pembuluh darah arteri jantung karena penyakit pada pembuluh arteri tersebut. Angioplasti, laser atau prosedur intra arterial lainnya tidak termasuk dalam definisi ini.
- Operasi Penggantian Katup Jantung
Operasi dengan membuka jantung untuk mengganti katup-katup jantung sebagai akibat rusaknya katup jantung yang terjadi setelah tanggal dikeluarkannya atau tanggal pemulihan kontrak tambahan ini, yang mana kemudian.
- Fulminant Viral Hepatitis
Penyakit ini didefinisikan sebagai nekrosis hati submassive sampai massive yang disebabkan oleh virus Hepatitis yang dengan cepat mengakibatkan kegagalan fungsi hati. Kriteria diagnostik berikut ini harus dipenuhi :
- Berkurangnya volume hati dengan cepat.
- Nekrosik meliputi seluruh lobus, dan hanya menyisakan kerangka retikuler yang rusak.
- Menurunnya tes fungsi hati dengan cepat sekali.
- Kuning yang makin mendalam.
- Penyakit Hati Kronis
Penyakit hati tahap akhir yang ditandai dengan semua hal berikut :
- Kuning yang permanen.
- Ascites.
- Enselofati hepatikus.
Penyakit hati yang disebabkan oleh penyalahgunaan alkohol atau obat-obatan tidak termasuk dalam definisi ini.
- Pulmonary Arterial Hypertension (primer)
Penyakit ini didefinisikan sebagai peningkatan tekanan darah pada pembuluh darah arteri pulmonalis yang disebabkan oleh meningkatnya tekanan pada kapiler pulmonalis, meningkatnya aliran darah pulmonalis atau resistensi pembuluh darah pulmonalis. Kriteria dibawah ini harus dipenuhi :
- Dyspnea dan fatigue
- Meningkatnya tekanan pembuluh arteri kiri (sedikitnya meningkat 20 unit).
- Resistensi Pulmonalis sedikitnya 3 unit di atas normal.
- Tekanan arteri pulmonalis sedikitnya 40 mm Hg.
- Tekanan wedge pulmonalis sedikitnya 6 mm Hg.
- Tekanan end-diastolik ventrikel kanan sedikitnya 8 mm Hg.
- Hipertrofi ventrikel kanan, dilatasi dan tanda-tanda gagal jantung sebelah kanan dan dekompensasi cordis.
- Penyakit Paru-Paru Tahap Akhir
Penyakit paru-paru tahap akhir termasuk penyakit paru-paru intersisial, yang memerlukan terapi oksigen yang ekstensif dan permanen serta hasil test FEV 1 harus kurang dari 1 liter yang diperoleh dengan menggunakan bronchial dilator.
- Gagal Ginjal
Gagal ginjal tahap akhir, yang diperlihatkan sebagai gagal berfungsinya kedua ginjal yang kronis dan tidak dapat pulih kembali, sehingga memerlukan dialysis ginjal yang teratur atau transplantasi ginjal.
- Anemia Aplastis
Gagal berfungsinya sumsum tulang yang kronis dan persisten yang mengakibatkan anemia, neutropenia, yang memerlukan sedikitnya salah satu perawatan di bawah ini :
- Transfusi produk darah.
- Obat penstimulasi sumsum tulang.
- Obat immunosupresif.
- Transplantasi sumsum tulang gangguan pembentukan sel-sel darah ini bukan disebabkan bawaan lahir atau penyalahgunaan obat.
- Transplantasi Organ Tubuh Penting
Mengalami operasi sebagai penerima transplantasi organ-organ yaitu : ginjal, jantung, hati, paru-paru, sumsum tulang atau pankreas.
- Kehilangan Kemampuan Melihat (buta)
Hilangnya penglihatan pada kedua mata secara total dan tidak dapat pulih kembali, disebabkan oleh karena rusaknya sistem syaraf penglihatan disebabkan karena penyakit maupun kecelakaan dan disahkan oleh laporan dokter ahli mata, sebagai akibat penyakit akut atau kecelakaan.
- Kehilangan Kemampunan Mendengar (tuli)
Kehilangan pendengaran untuk semua jenis suara secara total dan tidak dapat pulih kembali, yang disebabkan penyakit akut atau kecelakaan yang menyebabkan rusaknya syaraf-syaraf pendengaran. Bukti medis harus diberikan oleh dokter ahli yang sesuai (dokter ahli Telinga, Hidung dan Tenggorokan) dan bukti tersebut meliputi test audiometri dan ambang suara.
- Kehilangan Kemampuan Berbicara (bisu)
Kehilangan kemampuan berbicara dan ketidakmampuan melakukan gerakan otot-otot berbicara yang memberikan kontrol motorik koordinasi dan sensasi yang akurat disebabkan oleh karena lesi neurologik secara total dan tidak dapat pulih kembali, yang harus berlangsung selama 12 (dua belas) bulan terus-menerus. Bukti medis harus diberikan oleh dokter ahli yang sesuai (dokter ahli Telinga, Hidung dan Tenggorokan) dan bukti tersebut harus memastikan adanya luka atau penyakit pada pita suara. Segala sebab yang berhubungan dengan masalah kejiwaan tidak termasuk dalam definisi ini. Yang dimaksud dengan kehilangan kemampuan berbicara adalah ketidakmampuan untuk mengeluarkan kata-kata yang dapat dipahami atau bahasa verbal yang dapat dimengerti.
- Koma
Keadaan tidak sadar tanpa adanya reaksi atau respon terhadap rangsangan eksternal atau kebutuhan internal yang berlangsung terus-menerus sehingga memerlukan alat penunjang kehidupan termasuk harus digunakannya respirator selama sedikitnya 96 (Sembilan puluh enam) jam. Defisit neurologis permanen harus ada.
Koma yang diakibatkan langsung oleh penyalahgunaan alkohol atau obat merupakan perkecualian.
- Multiple Sclerosis
Penyakit yang menyebabkan kerusakan sistem syaraf pusat secara progresif yang menyebabkan kerusakan otak dan balans otak. Diagnosis yang pasti tanpa keraguan oleh dokter ahli saraf yang menegaskan kombinasi berikut ini :
- Gejala-gejala yang mengarah pada serabut-serabut (substansi putih) yang meliputi saraf optik, batang otak, dan sumsum tulang belakang, yang mengakibatkan defisit neorologis.
- Lesi-lesi yang timbul berlainan dan bermacam-macam.
- Riwayat eksaserbasi dan berhentinya gejala-gejala/defisit neurologis.
- Kelumpuhan
Hilangnya fungsi kedua tangan atau kedua kaki, atau satu lengan atau satu kaki, secara total dan tetap/permanen, baik kelumpuhan yang disebabkan oleh penyakit ataupun kecelakaan, kecuali jika luka tersebut akibat perbuatan sendiri.
- Muscular Dystrophy
Gangguan pada otot-otot yang disebabkan oleh penyakit ataupun kecelakaan, dimana adanya gangguan neurologis pada syaraf-syaraf motorik yang bersifat permanen. Berdasarkan kontrak ini, diagnosa dystrophy harus dikonfirmasikan oleh dokter ahli syaraf, dan bukti tersebut harus didasarkan atas kombinasai tiga dari empat hal berikut, yang menurut pendapat dokter ahli memastikan diagnosa muscular dystrophy :
- Riwayat keluarga orang yang bersangkutan.
- Bukti klinis termasuk tidak adanya gangguan panca indra, cairan serebo-spinal yang normal dan berkurangnya refleks tendon yang ringan.
- Gambaran elektromyogram yang khas.
- Kecurigaan klinis yang ditegaskan dengan biopsi otot.
- Penyakit Alzheimer
Kemunduran atau hilangnya kemampuan intelektual atau tingkah laku yang tidak normal yang dibuktikan melalui keadaan klinis dan kuesioner atau test standar yang dapat diterima mengenai penyakit Alzheimer atau gangguan otak organik degenatif yang tidak dapat pulih kembali, yang mengakibatkan penurunan fungsi mental dan sosial yang nyata sehingga diperlukan pengawasan terus-menerus terhadap tertanggung. Kondisi ini hanya disebabkan oleh karena post traumatic. Terjadinya degenerasi progretif dari sel-sel kornu anterior medula spinalis (lesi lower motor neuron) traktus kortiko spinalis (lesi upper motor neuron) dan nuklei motorik batang otak. Diagnosa harus secara klinis dikonfirmasikan oleh dokter ahli yang sesuai.
- Penyakit Motor Neoron
Diagnosa yang pasti tanpa keraguan mengenai penyakit Motor Neuron yang diberikan oleh dokter ahli syaraf yang didukung oleh bukti yang pasti dari tanda-tanda dan investigasi neurologis yang sesuai dan relevan berdasarkan :
- Penyusutan otot.
- Elektromiografi.
- Penyakit Parkinson
Diagnosa yang pasti tanpa keraguan mengenai penyakit Parkinson yang diberikan oleh dokter ahli saraf dimana keadaan tertanggung seperti di bawah ini :
- Tidak dapat dikontrol dengan obat-obatan.
- Menunjukan tanda-tanda kerusakan yang progresif.
- Penilaian kegiatan sehari-hari menegaskan ketidakmampuan tertanggung untuk melakukan tanpa bantuan, tiga atau lebih kegiatan berikut : mandi, berpakaian, menggunakan kamar kecil, makan dan kemampuan untuk naik atau turun tempat tidur atau kursi.
Pertanggungan ini hanya untuk penyakit parkinson idiopatik saja. Parkinsonisme yang disebabkan oleh obat-obatan atau bahan toksik merupakan pengecualian.
- Operasi Pembuluh Aorta
Operasi yang dilakukan untuk penyakit pada pembuluh aorta yang memerlukan eksisi dan operasi penggantian aorta yang sakit dengan graft. Aorta yang dimaksud dengan definisi ini adalah aorta thorakalis dan abdominalis, dan bukan cabang-cabangnya.
- Luka Bakar Besar
Luka bakar derajat tiga (kerusakan atas seluruh lapisan kulit) yang meliputi sed ikitnya 20% luas permukaan tubuh.
- Poliomyelitis
Infeksi kuman polio yang menyebabkan terjadinya paralisis yang permanen dan dibuktikan dengan adanya kelumpuhan fungsi motorik.
- Bedah Aorta
Pembedahan yang bertujuan untuk memperbaiki penyempitan dissection atau aneurisma dari aorta abdominal atau thoracal, tetapi tidak tidak termasuk cabangnya. Kateterisasi tidak termasuk dalam Bedah Aorta.
- Meningitis Bakteri
Radang selaput otak yang dapat menimbulkan eksudasi yang disebabkan oleh kuman. Kriteria meningitis yang dimaksud adalah meningitis yang menyebabkan komplikasi yang menimbulkan cacat neurologik yang permanen berupa paralisis, sampai deserebrasi hydrocephalus.
- Radang Otak
Infeksi jaringan otak yang menimbulkan komplikasi atau sekuele (gejala sisa) seperti paralisis, gangguan penglihatan, atau gejala neurologik lain secara permanen berdasarkan diagnosa dokter.
- Tumor Otak Jinak
Tumor otak jenis angioma yang menyebabkan perdarahan subarachnoid sehingga memerlukan tindakan operasi.
- Cardiomyopathy
Kondisi jantung yang serius, dimana otot jantung tidak mampu secara efektif menerima atau memompa darah dari dan keseluruh tubuh yang bersifat permanen yang diagnosanya berdasarkan :
- Sesak dan lemas.
- Tekanan ventrikel kanan dan tekanan diastolik paling sedikit 8 mmHg.
- Hipertrofi ventrikel kanan, dilatasi dan tanda dari gagal jantung kanan dan dekompensasi.
- Pulmonary Valve Surgery
Adalah prosedur valvotomy atau valvuloplasty dengan cara merobek katub-katub dengan tujuan mengoreksi valvular stenesis. Katub-katub dapat ditempatkan kembali dengan cara mekanikal atau bioprostesis.
- Pulmonary Incompetence
Pulmonary incompetence adalah memburuknya aliran darah dari arteri pulmoner ke ventrikal kanan yang disebabkan ketidakmampuan dari katub pulmonal, ditunjukkan dengan adanya pulmonik regurgitation. Diagnosa pasti harus dikonfirmasikan oleh dokter spesialis jantung dengan dibuktikan adanya pemeriksaan echocardiography, yang menunjukkan dilatasi Ventrikal kanan, dengan hipertensi pulmoner.
- Mitral Valvotomy
Mitral valvotomy adalah suatu tindakan operasional untuk merobek katub-katub dan commisura pada atrio ventricular kiri (katub mitral) dengan tujuan untuk memperbaiki fungsi katub mitral. Tindakan dapat dilakukan dengan atau tanpa pisau ataupun dengan cara mekanikal dilator.
- Mitral Valve Replacement
Mitral valve Replacement adalah suatu tindakan prosedur pembedahan dengan cara annuloplasty dan valvuloplasty untuk memperbaiki kerusakan katub-katub mitral.
- Appalic Syndrome
Appalic Syndrome (Kematian Jaringan Kortek Otak) adalah kematian jaringan lapisan luar korteks otak secara menyeluruh dimana batang otak masih intak. Diagnosa pasti harus dikonfirmasikan oleh dokter spesialis syaraf. Keadaan tersebut harus didokumentasikan secara medik paling tidak selama satu bulan.
- Terminal Illness
Dalam kondisi penyakit atau stadium akhir yang diderita Tertanggung berdasarkan diagnosis dari dokter pemeriksa serta hal tersebut telah disetujui oleh dokter Penanggung memprediksi bahwa harapan hidup Tertanggung kurang dari 12 (dua belas) bulan.
Terminal Illness yang disebabkan oleh infeksi HIV dikecualikan dari penyakit ini.
- HIV due to blood transfusion and occupatioanal acquired HIV
- Tertanggung terinfeksi oleh Human Immunodeficiency Virus (HIV) melalui transfusi darah dengan kondisi sebagai berikut :
- Transfusi darah yang secara medis diperlukan dan diberikan karena merupakan bagian dari pengobatan.
- Transfusi darah dilakukan di Indonesia setelah Tanggal Polis berlaku, Tanggal Perubahan polis atau Tanggal Pemulihan polis yang mana yang terjadi paling akhir.
- Sumber infeksi dipastikan berasal dari lembaga yang menyelenggarakan transfusi darah dan lembaga tersebut dapat melacak asal dari darah yang terinfeksi HIV tersebut.
- Tertanggung bukan merupakan penderita Thalassaemia major atau Haemophilia.
- Infeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV) didapatkan dari suatu kecelakaan akibat dari pekerjaannya yang terjadi setelah Tanggal Polis berlaku atau tanggal perubahan Polis atau Tanggal Pemulihan Polis, mana yang paling akhir, selama Tertanggung melaksanakan tanggung jawab profesi yang normal dari pekerjaannya di Indonesia, dengan mengikuti bukti dan ketentuan yang ada di Perusahaan sebagai berikut :
- Infeksi HIV yang timbul dikarenakan kecelakaan akibat dari pekerjaannya tersebut harus dalam waktu 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal kecelakaan terjadi.
- Bukti bahwa kecelakaan akibat dari pekerjaannya tersebut adalah penyebab timbulnya infeksi HIV.
- Bukti bahwa sero-conversion dari HIV negatif menjadi HIV positif terjadi dalam waktu 180 (seratus delapan puluh) hari setelah kecelakaan terjadi. Bukti ini harus dilengkapi dengan melakukan test antibody HIV negatif dalam waktu 5 (lima) hari sejak tanggal kecelakaan akibat dari pekerjaannya.
- Infeksi HIV yang disebabkan oleh penyebab lain termasuk kegiatan seksual dan penggunaan obat-obatan secra Intavena dikecualikan dari penyakit ini.
❖ |
|
Manfaat ini hanya berlaku jika pekerjaan Tertanggung adalah Tenaga Medis, pelajar Tenaga Medis, perawat berijazah, teknisi laboratorium, dokter gigi, paramedis, bekerja di pusat kesehatan dan klinik (di Indonesia). |
❖ |
|
Manfaat ini tidak berlaku apabila point A dan B telah dilakukan pengobatan medis untuk mengobati AIDS atau untuk mengobati dampak dari infeksi virus HIV atau penatalaksanaan untuk mencegah terjadinya AIDS. Pengobatan yang dimaksud adalah pengobatan yang membuat HIV tidak aktif dan tidak menyebabkan infeksi. |
- Sytemetic Lupus Erythematosus with lupus nephiritis
Penyakit autoimun yang multisistemik dan multifactor yang ditandai oleh peningkatan auto-antibodi yang menyerang berbagai antigen tubuh.
Jenis Lupus Eritematosus yang ditanggung dalam manfaat Pertanggungan Tambahan ini hanya dibatasi pada jenis-jenis Lupus Eitematosus Sistemik yang melibatkan ginjal (Class III sampai Class IV Lupus Nefritis, yang dipastikan dengan biopsy ginjal dan sesuai dengan klasifikasi WHO).
Yang tidak termasuk dalam klaim penyakit kritis Lupus Eritematosus Sistemik ini adalah jenis lupus lainnya, yaitu jenis lupus discoid dan jenis-jenis yang melibatkan persendian dan system hematology. Penegakan diagnosis Lupus Eritematosus Sistemik harus dilakukan oleh seorang Dokter Spesialis Rheumatologi dan Imunologi.
Klasifikasi WHO Lupus Nefritis :
Class I |
|
Minimal Change Lupus Glomerulonephritis |
Class II |
|
Messangial Lupus Glomerulonephritis |
Class III |
|
Focal Segmental Proliferative Lupus Glomerulonephritis |
Class IV |
|
Diffuse Proliferative Lupus Glomerulonephritis |
Class V |
|
Membranous Lupus Glomerulonephritis |
- Encephalitis
Diagnosa inflamasi dari otak (cerebral hemisphere, brainstem atau cerebellum) yang diakibatkan karena infeksi virus, yang menimbulkan komplikasi bermakna yang berlangsung paling sedikit selama 6 (enam) minggu yang mencakup defisit syaraf permanen/menetap dan dikonfirmasi oleh dokter ahli syaraf. Defisit syaraf permanen/menetap dapat berupa retardasi mental, emosi yang labil, gangguan penglihatan, gangguan pendengaran, gangguan berbicara, kelemahan atau kelumpuhan.
Radang otak yang disebabkan oleh infeksi HIV dikecualikan dari penyakit ini.
- Major Head Trauma
Kecelakaan yang menyebabkan luka pada kepala sehingga mengakibatkan defisit neurologi permanen yang timbul kurang dari 6 (enam) minggu sejak kecelakaan terjadi sehingga Tertanggung tidak dapat melakukan 3 (tiga) dari 5 (lima) aktifitas hidup sehari-hari selama minimal 6 (enam) bulan. Diagnosa ini harus ditegakkan oleh dokter ahli syaraf dan didukung oleh tehnik Magnetic Resonance Imaging, Computerized Tomography atau tehnik lainnya yang diakui. Kecelakaan harus terjadi secara langsung dari luar tubuh secara kasat mata dan tidak tergantung dari sebab yang lain.
Kondisi dibawah ini dikecualikan dari penyakit ini :
- Luka/Trauma pada spinal cord, dan
- Luka pada kepala dikarenakan sebab lainnya.
Untuk informasi lebih lanjut mengenai kepesertaan Program Asuransi PerisaiPlus, hubungi BNI Call di 1500046 atau melalui e-mail : bnicall@bni.co.id.