Berita


Kinerja PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk - Tahun 2011 Laba Bersih BNI Naik 42% Kredit Tumbuh 20%, DPK Naik 19%

Jakarta, 28 Februari 2012. Tahun 2011, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI) membukukan pertumbuhan laba bersih 42% dari Rp 4,10 triliun pada tahun 2010 menjadi Rp 5,81 triliun. Indikator kinerja keuangan lainnya juga menunjukkan pertumbuhan yang baik. Antara lain kredit yang disalurkan tumbuh 20%, dana pihak ketiga (DPK) juga naik 19%. Kualitas aset membaik sebagaimana digambarkan oleh non performing loan (NPL) – net turun dari 1,1% menjadi 0,5%, dan NPL – gross turun dari 4,3% menjadi 3,6%.

Kredit Tumbuh di Semua Segmen
Akhir tahun 2011, BNI membukukan total aset sebesar Rp 299,06 triliun atau naik 20% dibanding posisi aset pada akhir tahun 2010 sebesar Rp 248,58 triliun. Total pinjaman/kredit yang disalurkan juga tumbuh 20% dari Rp 136,36 triliun menjadi Rp 163,53 triliun. Komposisinya 75,5% disalurkan di sektor business banking dan 21,2% sektor konsumer dan retail, dan sisanya berupa pembiayaaan anak perusahaan.

"Upaya penajaman bisnis, di segmen business banking, BNI fokus pada pembiayaan industri unggulan di 8 sektor industri yang diyakini akan menjadi unggulan dalam 5 tahun mendatang, serta sejalan dengan Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI)," kata Gatot M Suwondo, Direktur Utama BNI, pada kesempatan press conference Kinerja Keuangan BNI Tahun 2011, di Kantor Pusat BNI, di Jakarta (28/2).

Kredit BNI di 8 sektor unggulan (Rp triliun)

NO SEKTOR DES 2010 DES 2011 PERTUMBUHAN
1 Agribisnis 9,3 10,9 17,3%
2 Komunikasi 4,7 3,9 -17,4%
3 Kelistrikan 7,5 8,5 13,7%
4 Perdagangan besar & Eceran 21,0 23,3 12,5%
5 Minyak, Gas & Pertambangan 7,1 11,9 67,9
6 Konstruksi 7,5 8,2 9,2%
7 Makanan & minuman 6,1 6,7 8,7%
8 Bahan Kimia 3,8 4,5 19,0%


Kredit konsumer mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 31% yang dimotori oleh pertumbuhan kredit pemilikan rumah (KPR) BNI Griya yang tumbuh sebesar 50% dari Rp 12,06 triliun, pada tahun 2010, menjadi Rp18,08 triliun pada akhir 2011. Disusul dengan pertumbuhan nilai transaksi pemakaian kartu kredit yang mencapai Rp 3,74 triliun pada akhir tahun 2011 atau naik 31% dibanding tahun 2010 yang sebesar Rp 2,85 triliun. Kredit kendaraan BNI Auto naik 4% dari Rp 6,21 triliun menjadi Rp 6,49 triliun.

Di sisi liabilities, BNI membukukan pertumbuhan dana pihak ketiga sebesar 19% dari Rp 194,37 triliun menjadi Rp 231,29 triliun. Khusus untuk dana current account saving account (CASA) yang merupakan sumber dana murah, tumbuh secara signifikan sebesar 29%. Rasio CASA dibandingkan total DPK menjadi sebesar 64% atau lebih besar dari rasio CASA pada tahun 2010 yang sebesar 59%. Pertumbuhan dana CASA ini menunjukkan keberhasilan program promosi dan peningkatan kualitas layanan sehingga nasabah semakin percaya dan nyaman bertransaksi di BNI.

Untuk meningkatkan layanan kepada nasabah tersebut, BNI terus melakukan ekspansi jaringan outlet dan elektronik. Selama 2011, BNI menambah 216 outlet cabang/kantor kas menjadi 1.364 outlet (posisi akhir Desember 2011). Untuk ATM, BNI menambah 1.223 mesin ATM menjadi 6.227 ATM. Penggunaan layanan BNI SMS Banking dan BNI Internet Banking juga terus meningkat. Tahun 2011, transaksi BNI SMS Banking mencapai 48,49 juta transaksi, atau naik 21% dibanding tahun 2010 sebesar 40,21 juta transaksi. Sementara transaksi menggunakan BNI Internet Banking mencapai 3,69 juta transaksi atau naik 39% dibanding tahun 2010 yang sebesar 2,65 juta transaksi.

Laba Bersih Naik 42%
BNI membukukan kenaikan laba bersih sebesar 42% dari Rp 4,10 triliun pada tahun 2010 menjadi Rp 5,81 triliun pada tahun 2011. Laba bersih per saham naik dari Rp 266 menjadi Rp 312. Kenaikan laba bersih ini didukung oleh peningkatan pendapatan bunga bersih sebesar 13%, peningkatan pendapatan non-bunga (fee based income) sebesar 8%, dan juga disebabkan perbaikan kualitas aset sehingga berhasil menurunkan beban PPAP sebesar -33%.

(dalam Rp triliun, kecuali Laba per Saham)

INDIKATOR LABA-RUGI 2010 2011 +/-
Pendapatan Bunga Bersih 11,72 13,20 13%
Pendapatan non-bunga 7,06 7,60 8%
Beban Operasional (9,94) (11,13) 15%
Beban PPAP (3,63) (2,42) -33%
Laba Sebelum Pajak 5,49 7,46 36%
Laba Setelah Taksiran Pajaktd> 4,10 5,81 42%
Laba Bersih per saham (dlm Rp) 266 312 17%


Kualitas Kredit Terjaga Sangat Baik
Kualitas kredit BNI menunjukkan kinerja yang sangat baik dengan terus menurunnya rasio NPL – Gross dari 4,3% menjadi 3,6%, dan NPL-Net turun dari 1,1% menjadi 0,5%. Fundamental keuangan juga tetap terjaga dengan baik dengan tingkat coverage ratio dipertahankan di level 120,8% dan rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio / CAR) di level 17,6% (memperhitungkan risiko kredit, pasar dan operasional).

(dalam %)
Operasional perusahaan semakin efisien dengan rasio biaya operasi terhadap pendapatan operasi (BOPO) turun dari 76,0% menjadi 72,6% dan cost to income ratio (CIR) turun dari 51,3% menjadi 49,8%.
Peningkatan laba sebesar 42% menyebabkan Return on asset (ROA) naik dari 2,5% menjadi 2,9%. Di lain pihak return on equity (ROE) dari 24,7% menjadi 20,0% akibat penambahan modal dari hasil rights issue Desember 2010 lalu.
Strategi BNI di Tahun 2012
Untuk tahun 2012, BNI akan fokus pada 7 kebijakan strategis yaitu sinergi business banking dengan consumer retail banking, meningkatkan kualitas aset, pertumbuhan dana murah secara agresif, peningkatan fee income, melanjutkan peningkatan efisiensi operasional, melanjutkan peningkatan customer experiences, dan memperkuat BNI Incorporated.

RASIO PENTING 2010 2011
Permodalan
  • CAR Tier I
  • CAR Tier II
  • CAR (dengan risiko kredit, pasar & operasional)

16,6
2,0
18,6

15,9
1,7
17,6
Kualitas Aset
  • NPL Net
  • NPL Gross
  • Penyisihan Terhadap NPL Gross

1,1
4,3
120,6

0,5
3,6
120,8
Rentabilitas
  • ROA
  • ROE
  • Net Interest Margin

2,5
24,7
5,8

2,9
20,0
6,0
Efisiensi
  • BOPO
  • CIR

76,0
51,3

72,6
49,8
Likuiditas
  • Loan to Deposit Ratio

70,2

70,4

 

INDIKATOR NERACA 2010 2011 +/-
Total Aset 278,58 299,06 20%
Total Pinjaman / Kredit 136,36 163,63 20%
Dana Pihak Ketiga 194,38 231,29 19%
Ekuitas 33,120 37,84 14%

 

Jakarta, 28 Februari 2012. Tahun 2011, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI) membukukan pertumbuhan laba bersih 42% dari Rp 4,10 triliun pada tahun 2010 menjadi Rp 5,81 triliun. Indikator kinerja keuangan lainnya juga menunjukkan pertumbuhan yang baik. Antara lain kredit yang disalurkan tumbuh 20%, dana pihak ketiga (DPK) juga naik 19%. Kualitas aset membaik sebagaimana digambarkan oleh non performing loan (NPL) – net turun dari 1,1% menjadi 0,5%, dan NPL – gross turun dari 4,3% menjadi 3,6%.

Kredit Tumbuh di Semua Segmen
Akhir tahun 2011, BNI membukukan total aset sebesar Rp 299,06 triliun atau naik 20% dibanding posisi aset pada akhir tahun 2010 sebesar Rp 248,58 triliun. Total pinjaman/kredit yang disalurkan juga tumbuh 20% dari Rp 136,36 triliun menjadi Rp 163,53 triliun. Komposisinya 75,5% disalurkan di sektor business banking dan 21,2% sektor konsumer dan retail, dan sisanya berupa pembiayaaan anak perusahaan.

"Upaya penajaman bisnis, di segmen business banking, BNI fokus pada pembiayaan industri unggulan di 8 sektor industri yang diyakini akan menjadi unggulan dalam 5 tahun mendatang, serta sejalan dengan Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI)," kata Gatot M Suwondo, Direktur Utama BNI, pada kesempatan press conference Kinerja Keuangan BNI Tahun 2011, di Kantor Pusat BNI, di Jakarta (28/2).

Kredit BNI di 8 sektor unggulan (Rp triliun)

NO SEKTOR DES 2010 DES 2011 PERTUMBUHAN
1 Agribisnis 9,3 10,9 17,3%
2 Komunikasi 4,7 3,9 -17,4%
3 Kelistrikan 7,5 8,5 13,7%
4 Perdagangan besar & Eceran 21,0 23,3 12,5%
5 Minyak, Gas & Pertambangan 7,1 11,9 67,9
6 Konstruksi 7,5 8,2 9,2%
7 Makanan & minuman 6,1 6,7 8,7%
8 Bahan Kimia 3,8 4,5 19,0%


Kredit konsumer mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 31% yang dimotori oleh pertumbuhan kredit pemilikan rumah (KPR) BNI Griya yang tumbuh sebesar 50% dari Rp 12,06 triliun, pada tahun 2010, menjadi Rp18,08 triliun pada akhir 2011. Disusul dengan pertumbuhan nilai transaksi pemakaian kartu kredit yang mencapai Rp 3,74 triliun pada akhir tahun 2011 atau naik 31% dibanding tahun 2010 yang sebesar Rp 2,85 triliun. Kredit kendaraan BNI Auto naik 4% dari Rp 6,21 triliun menjadi Rp 6,49 triliun.

Di sisi liabilities, BNI membukukan pertumbuhan dana pihak ketiga sebesar 19% dari Rp 194,37 triliun menjadi Rp 231,29 triliun. Khusus untuk dana current account saving account (CASA) yang merupakan sumber dana murah, tumbuh secara signifikan sebesar 29%. Rasio CASA dibandingkan total DPK menjadi sebesar 64% atau lebih besar dari rasio CASA pada tahun 2010 yang sebesar 59%. Pertumbuhan dana CASA ini menunjukkan keberhasilan program promosi dan peningkatan kualitas layanan sehingga nasabah semakin percaya dan nyaman bertransaksi di BNI.

Untuk meningkatkan layanan kepada nasabah tersebut, BNI terus melakukan ekspansi jaringan outlet dan elektronik. Selama 2011, BNI menambah 216 outlet cabang/kantor kas menjadi 1.364 outlet (posisi akhir Desember 2011). Untuk ATM, BNI menambah 1.223 mesin ATM menjadi 6.227 ATM. Penggunaan layanan BNI SMS Banking dan BNI Internet Banking juga terus meningkat. Tahun 2011, transaksi BNI SMS Banking mencapai 48,49 juta transaksi, atau naik 21% dibanding tahun 2010 sebesar 40,21 juta transaksi. Sementara transaksi menggunakan BNI Internet Banking mencapai 3,69 juta transaksi atau naik 39% dibanding tahun 2010 yang sebesar 2,65 juta transaksi.

Laba Bersih Naik 42%
BNI membukukan kenaikan laba bersih sebesar 42% dari Rp 4,10 triliun pada tahun 2010 menjadi Rp 5,81 triliun pada tahun 2011. Laba bersih per saham naik dari Rp 266 menjadi Rp 312. Kenaikan laba bersih ini didukung oleh peningkatan pendapatan bunga bersih sebesar 13%, peningkatan pendapatan non-bunga (fee based income) sebesar 8%, dan juga disebabkan perbaikan kualitas aset sehingga berhasil menurunkan beban PPAP sebesar -33%.

(dalam Rp triliun, kecuali Laba per Saham)

INDIKATOR LABA-RUGI 2010 2011 +/-
Pendapatan Bunga Bersih 11,72 13,20 13%
Pendapatan non-bunga 7,06 7,60 8%
Beban Operasional (9,94) (11,13) 15%
Beban PPAP (3,63) (2,42) -33%
Laba Sebelum Pajak 5,49 7,46 36%
Laba Setelah Taksiran Pajaktd> 4,10 5,81 42%
Laba Bersih per saham (dlm Rp) 266 312 17%


Kualitas Kredit Terjaga Sangat Baik
Kualitas kredit BNI menunjukkan kinerja yang sangat baik dengan terus menurunnya rasio NPL – Gross dari 4,3% menjadi 3,6%, dan NPL-Net turun dari 1,1% menjadi 0,5%. Fundamental keuangan juga tetap terjaga dengan baik dengan tingkat coverage ratio dipertahankan di level 120,8% dan rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio / CAR) di level 17,6% (memperhitungkan risiko kredit, pasar dan operasional).

(dalam %)
Operasional perusahaan semakin efisien dengan rasio biaya operasi terhadap pendapatan operasi (BOPO) turun dari 76,0% menjadi 72,6% dan cost to income ratio (CIR) turun dari 51,3% menjadi 49,8%.
Peningkatan laba sebesar 42% menyebabkan Return on asset (ROA) naik dari 2,5% menjadi 2,9%. Di lain pihak return on equity (ROE) dari 24,7% menjadi 20,0% akibat penambahan modal dari hasil rights issue Desember 2010 lalu.
Strategi BNI di Tahun 2012
Untuk tahun 2012, BNI akan fokus pada 7 kebijakan strategis yaitu sinergi business banking dengan consumer retail banking, meningkatkan kualitas aset, pertumbuhan dana murah secara agresif, peningkatan fee income, melanjutkan peningkatan efisiensi operasional, melanjutkan peningkatan customer experiences, dan memperkuat BNI Incorporated.

RASIO PENTING 2010 2011
Permodalan
  • CAR Tier I
  • CAR Tier II
  • CAR (dengan risiko kredit, pasar & operasional)

16,6
2,0
18,6

15,9
1,7
17,6
Kualitas Aset
  • NPL Net
  • NPL Gross
  • Penyisihan Terhadap NPL Gross

1,1
4,3
120,6

0,5
3,6
120,8
Rentabilitas
  • ROA
  • ROE
  • Net Interest Margin

2,5
24,7
5,8

2,9
20,0
6,0
Efisiensi
  • BOPO
  • CIR

76,0
51,3

72,6
49,8
Likuiditas
  • Loan to Deposit Ratio

70,2

70,4

 

INDIKATOR NERACA 2010 2011 +/-
Total Aset 278,58 299,06 20%
Total Pinjaman / Kredit 136,36 163,63 20%
Dana Pihak Ketiga 194,38 231,29 19%
Ekuitas 33,120 37,84 14%

 

Related

Arsip Berita