Berita


BNI Boyong 28 Pengrajin Potensial ke Inacraft 2013

Siaran Pers

Jakarta, 24 April 2013. PT Bank Negara Indonesia (Persero), Tbk atau BNI mengajak 28 pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) serta pengrajin yang memiliki potensi bisnis menjanjikan ke ajang pameran kerajinan terbesar di Indonesia, Inacraft 2013. Langkah ini menjadi pertanda keseriusan BNI dalam mendukung pelaku usaha yang tengah beranjak menjadi besar dan sekaligus menunjukkan sikap cinta lingkungan melalui penggunaan bahan-bahan alami dalam pembuatan kerajinan tangan nusantara ke pasar internasional.

Pembukaan Inacraft 2013 dilaksanakan di Jakarta, Rabu (24/4/2013) oleh Wakil Presiden RI Boediono. Hadir pada kesempatan tersebut Wakil Direktur Utama BNI Felia Salim. Inacraft sendiri akan berlangsung hingga 28 April 2013.

Tahun 2013 merupakan tahun keempat bagi BNI menjadi pendukung utama pameran yang sangat digemari oleh pemakai dan pedagang kerajinan, baik dari dalam maupun luar negeri. Pada tahun 2013 ini, BNI memboyong 28 pengusaha dan pengrajin kerajinan tangan unik dari seluruh penjuru Indonesia, yang terdiri atas 18 pengusaha mitra binaan BNI melalui Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL), dan 10 lainnya merupakan debitur BNI Wira Usaha (BWU) dan Kredit Usaha Rakyat (KUR).

Pelaku usaha tersebut rata-rata datang dari daerah-daerah penghasil kerajinan tradisional yang dinilai unik sehingga menarik minat BNI untuk mengembangkannya menjadi Kampung-kampung BNI yang baru. Kampung BNI memiliki keunikan sendiri, karena dihuni oleh komunitas pengrajin dan pengusaha yang menghasilkan produk homogen, memiliki potensi untuk dikembangkan secara bisnis, dan mendapatkan dukungan pembiayaan dari BNI sesuai dengan tingkatan usahanya.

Beberapa jenis kerajinan yang berpotensi menjadi kandidat Kampung BNI selanjutnya dan dihadirkan dalam Inacraft 2013 antara lain Ulos Pulau Samosir, tenun Flores-Nusa Tenggara Timur, tenun Toraja, kain Sasirangan Banjarmasin, batik Pekalongan, kain Songket Sambas, hingga kain Tapis asal Lampung. Para pengrajin binaan BNI ini pada umumnya memiliki kekhasan, yaitu menggunakan pewarna alam saat memberikan corak pada produk mereka.

“BNI ingin mengangkat keanekaragaman kain-kain nusantara. Selain itu, kami ingin memperkenalkan kepedulian BNI pada pemberdayaan masyarakat lemah,”ujar Felia Salim.

Kepedulian terhadap lingkungan, sekaligus kesungguhan dalam program pemberdayaan ekonomi masyarakat juga ditunjukkan BNI dengan mendukung para petani ulat sutera di kawasan Imogiri, Daerah Istimewa Yogjakarta. Kawasan yang tadinya kurang produktif ini disulap menjadi kawasan reboisasi berbasiskan tanaman murbei (tanaman yang menjadi makanan ulat sutera). Dengan demikian, perlindungan lingkungan dapat dilakukan seiring dengan penyelamatan ekonomi masyarakat setempat.

Makin menarik

BNI menilai ajang Inacraft perlu mendapatkan dukungan secara terus menerus karena dapat mendorong perkembangan usaha para pengrajin yang rata-rata mampu bekerja mandiri, handal, inovatif, dan kreatif. Statistik menunjukkan ada peningkatan jumlah pengunjung rata-rata 10 persen setiap tahunnya, dan sebagian besar menjadi pembeli aktif, yaitu 85 persen dari total pengunjung merupakan pembeli ritel. Itu juga yang mendorong jumlah peserta pameran meningkat dari 1.650 peserta pada tahun 2009 menjadi 1.800 pada tahun 2012.

Kondisi itu mendorong basis nasabah BNI pun semakin luas karena terjadi peningkatan jumlah rekening BNI Taplus yang dibuka selama pameran Inacraft diselenggarakan, yaitu dari 53 rekening tahun 2011 dengan menjadi 648 rekening pada tahun 2012. Begitu juga jumlah rekening Taplus Bisnis yang melonjak dari 37 rekening pada Inacraft 2011 menjadi 97 rekening pada tahun 2012.

Siaran Pers

Jakarta, 24 April 2013. PT Bank Negara Indonesia (Persero), Tbk atau BNI mengajak 28 pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) serta pengrajin yang memiliki potensi bisnis menjanjikan ke ajang pameran kerajinan terbesar di Indonesia, Inacraft 2013. Langkah ini menjadi pertanda keseriusan BNI dalam mendukung pelaku usaha yang tengah beranjak menjadi besar dan sekaligus menunjukkan sikap cinta lingkungan melalui penggunaan bahan-bahan alami dalam pembuatan kerajinan tangan nusantara ke pasar internasional.

Pembukaan Inacraft 2013 dilaksanakan di Jakarta, Rabu (24/4/2013) oleh Wakil Presiden RI Boediono. Hadir pada kesempatan tersebut Wakil Direktur Utama BNI Felia Salim. Inacraft sendiri akan berlangsung hingga 28 April 2013.

Tahun 2013 merupakan tahun keempat bagi BNI menjadi pendukung utama pameran yang sangat digemari oleh pemakai dan pedagang kerajinan, baik dari dalam maupun luar negeri. Pada tahun 2013 ini, BNI memboyong 28 pengusaha dan pengrajin kerajinan tangan unik dari seluruh penjuru Indonesia, yang terdiri atas 18 pengusaha mitra binaan BNI melalui Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL), dan 10 lainnya merupakan debitur BNI Wira Usaha (BWU) dan Kredit Usaha Rakyat (KUR).

Pelaku usaha tersebut rata-rata datang dari daerah-daerah penghasil kerajinan tradisional yang dinilai unik sehingga menarik minat BNI untuk mengembangkannya menjadi Kampung-kampung BNI yang baru. Kampung BNI memiliki keunikan sendiri, karena dihuni oleh komunitas pengrajin dan pengusaha yang menghasilkan produk homogen, memiliki potensi untuk dikembangkan secara bisnis, dan mendapatkan dukungan pembiayaan dari BNI sesuai dengan tingkatan usahanya.

Beberapa jenis kerajinan yang berpotensi menjadi kandidat Kampung BNI selanjutnya dan dihadirkan dalam Inacraft 2013 antara lain Ulos Pulau Samosir, tenun Flores-Nusa Tenggara Timur, tenun Toraja, kain Sasirangan Banjarmasin, batik Pekalongan, kain Songket Sambas, hingga kain Tapis asal Lampung. Para pengrajin binaan BNI ini pada umumnya memiliki kekhasan, yaitu menggunakan pewarna alam saat memberikan corak pada produk mereka.

“BNI ingin mengangkat keanekaragaman kain-kain nusantara. Selain itu, kami ingin memperkenalkan kepedulian BNI pada pemberdayaan masyarakat lemah,”ujar Felia Salim.

Kepedulian terhadap lingkungan, sekaligus kesungguhan dalam program pemberdayaan ekonomi masyarakat juga ditunjukkan BNI dengan mendukung para petani ulat sutera di kawasan Imogiri, Daerah Istimewa Yogjakarta. Kawasan yang tadinya kurang produktif ini disulap menjadi kawasan reboisasi berbasiskan tanaman murbei (tanaman yang menjadi makanan ulat sutera). Dengan demikian, perlindungan lingkungan dapat dilakukan seiring dengan penyelamatan ekonomi masyarakat setempat.

Makin menarik

BNI menilai ajang Inacraft perlu mendapatkan dukungan secara terus menerus karena dapat mendorong perkembangan usaha para pengrajin yang rata-rata mampu bekerja mandiri, handal, inovatif, dan kreatif. Statistik menunjukkan ada peningkatan jumlah pengunjung rata-rata 10 persen setiap tahunnya, dan sebagian besar menjadi pembeli aktif, yaitu 85 persen dari total pengunjung merupakan pembeli ritel. Itu juga yang mendorong jumlah peserta pameran meningkat dari 1.650 peserta pada tahun 2009 menjadi 1.800 pada tahun 2012.

Kondisi itu mendorong basis nasabah BNI pun semakin luas karena terjadi peningkatan jumlah rekening BNI Taplus yang dibuka selama pameran Inacraft diselenggarakan, yaitu dari 53 rekening tahun 2011 dengan menjadi 648 rekening pada tahun 2012. Begitu juga jumlah rekening Taplus Bisnis yang melonjak dari 37 rekening pada Inacraft 2011 menjadi 97 rekening pada tahun 2012.

Related

Arsip Berita