BNI Bantu Korban Banjir Rp 3 Miliar
Jakarta, 18 Januari 2013. PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI menyalurkan bantuan senilai Rp 3 miliar untuk meringankan beban korban banjir di beberapa wilayah di Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi). Dana bantuan BNI tersebut diharapkan dapat memenuhi sebagian dari kebutuhan tanggap darurat para korban.
Bantuan itu disampaikan oleh Direktur Utama BNI Gatot M Suwondo secara simbolis di Posko Bantuan BNI, Tubagus Angke, Grogol, Jakarta, Jumat (18/1/2013). Disamping menyerahkan dana bantuan tersebut, BNI juga ditunjuk oleh Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan menjadi koordinator bantuan bagi korban banjir dari BUMN.
Empat lokasi yang menjadi tujuan pemberian bantuan adalah pertama di Cililitan, tepatnya di RT 02 RW 07 Kelurahan Cililitan Kecil 3, Kecamatan Kramat Jati, Jakarta Timur. Kedua, Posko Bidara Cina, Jalan Tanjung Lengkong RT 04 RW 07 Kelurahan Bidara Cina, Jakarta Timur. Ketiga, Posko Rawa Buaya di Jalan Zamrud RT 09 RW 010 No. 60 Kelurahan Kapuk, Kecamatan Cengkareng, Jakarta Barat. Keempat, Posko Bendungan Hilir atau Karet Tengsin.
Pada kesempatan yang sama, BNI sendiri menjadi bagian dari korban bencana alam yang sama. Hingga Jumat siang, jumlah outlet yang terkena imbas banjir mencapai 47 lokasi dan anjungan tunai mandiri (ATM) sebanyak 134 unit. Dampak banjir terhadap fasilitas operasional BNI tersebut senilai Rp 5,3 miliar untuk outlet dan Rp 1,1 miliar untuk gangguan terhadap ATM.
"Kerusakan outlet hanya berupa kerusakan fasilitas pendukung, seperti meubel yang terendam banjir. Sedangkan mesin ATM dan uang yang ada di dalamnya sudah kami asuransikan, sehingga dana nasabah tetap aman," tutur Corporate Secretary BNI Tribuana Tunggadewi.
Penyebab utama gangguan terhadap outlet adalah rendaman air; terhalang oleh karena jaringan listrik yang mati, atau karena akses ke outlet tertutup banjir. Adapun gangguan terhadap ATM disebabkan oleh terputusnya aliran listrik, terputusnya hubungan telepon dan internet, terendam banjir, serta akses menuju ATM yang terhalang banjir.
"Namun, secara umum, operasional BNI dalam melayani nasabah tidak terganggu oleh bencana banjir ini. BNI telah mengantisipasi dampak banjir di Jakarta dan sekitarnya sejak November 2012, sehingga imbas terburuk akibat bencana alam ini dapat ditekan seminimal mungkin. Salah satunya adalah dengan menyiapkan perangkat operasional cadangan yang siap digunakan untuk mengoperasikan kembali ATM dan outlet yang terganggu," ujar Tribuana.
BNI Bantu Korban Banjir Rp 3 Miliar
Jakarta, 18 Januari 2013. PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI menyalurkan bantuan senilai Rp 3 miliar untuk meringankan beban korban banjir di beberapa wilayah di Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi). Dana bantuan BNI tersebut diharapkan dapat memenuhi sebagian dari kebutuhan tanggap darurat para korban.
Bantuan itu disampaikan oleh Direktur Utama BNI Gatot M Suwondo secara simbolis di Posko Bantuan BNI, Tubagus Angke, Grogol, Jakarta, Jumat (18/1/2013). Disamping menyerahkan dana bantuan tersebut, BNI juga ditunjuk oleh Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan menjadi koordinator bantuan bagi korban banjir dari BUMN.
Empat lokasi yang menjadi tujuan pemberian bantuan adalah pertama di Cililitan, tepatnya di RT 02 RW 07 Kelurahan Cililitan Kecil 3, Kecamatan Kramat Jati, Jakarta Timur. Kedua, Posko Bidara Cina, Jalan Tanjung Lengkong RT 04 RW 07 Kelurahan Bidara Cina, Jakarta Timur. Ketiga, Posko Rawa Buaya di Jalan Zamrud RT 09 RW 010 No. 60 Kelurahan Kapuk, Kecamatan Cengkareng, Jakarta Barat. Keempat, Posko Bendungan Hilir atau Karet Tengsin.
Pada kesempatan yang sama, BNI sendiri menjadi bagian dari korban bencana alam yang sama. Hingga Jumat siang, jumlah outlet yang terkena imbas banjir mencapai 47 lokasi dan anjungan tunai mandiri (ATM) sebanyak 134 unit. Dampak banjir terhadap fasilitas operasional BNI tersebut senilai Rp 5,3 miliar untuk outlet dan Rp 1,1 miliar untuk gangguan terhadap ATM.
"Kerusakan outlet hanya berupa kerusakan fasilitas pendukung, seperti meubel yang terendam banjir. Sedangkan mesin ATM dan uang yang ada di dalamnya sudah kami asuransikan, sehingga dana nasabah tetap aman," tutur Corporate Secretary BNI Tribuana Tunggadewi.
Penyebab utama gangguan terhadap outlet adalah rendaman air; terhalang oleh karena jaringan listrik yang mati, atau karena akses ke outlet tertutup banjir. Adapun gangguan terhadap ATM disebabkan oleh terputusnya aliran listrik, terputusnya hubungan telepon dan internet, terendam banjir, serta akses menuju ATM yang terhalang banjir.
"Namun, secara umum, operasional BNI dalam melayani nasabah tidak terganggu oleh bencana banjir ini. BNI telah mengantisipasi dampak banjir di Jakarta dan sekitarnya sejak November 2012, sehingga imbas terburuk akibat bencana alam ini dapat ditekan seminimal mungkin. Salah satunya adalah dengan menyiapkan perangkat operasional cadangan yang siap digunakan untuk mengoperasikan kembali ATM dan outlet yang terganggu," ujar Tribuana.