Berita


BNI Gandeng Kanbawza Bank Buka Akses ke Myanmar

Nay Pyi Taw, 23 April 2013. PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI membagi pengalaman dan kapasitasnya sebagai bank yang unggul dalam pelayanan International Banking dan Treasury di Indonesia kepada bank swasta terkemuka di Myanmar, Kanbawza Bank. Langkah ini sekaligus menjadi pintu masuk bagi BNI untuk mulai berkiprah dalam perekonomian Myanmar, negara yang tengah didorong proses demokratisasinya oleh pemerintah Indonesia, baik dalam bidang ekonomi maupun politik.

Kerjasama program Capacity Building antara BNI dengan Kanbawza Bank itu ditandai secara resmi melalui Penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) antara Direktur Tresuri dan Institusi Finansial BNI, Adi Setianto dengan Wakil Direktur Utama Kanbawza Bank, U Than Lwin di Nay Pyi Taw, Myanmar, Selasa (23/4/2013). Penandatangan MoU ini disaksikan oleh Menteri Perdagangan RI Gita Wirjawan, yang hadir ke Nay Pyi Taw bersamaan dengan Kunjungan Kenegaraan Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono ke Myanmar.

MoU ini mencakup dua hal pokok, pertama, menekankan pada saling tukar pengetahuan terkait Asset and Liability Management yang menjadi satu kesatuan dalam strategi pengelolaan investasi, risiko, dan pendanaan. Kedua, mendukung termenuhinya kebutuhan peningkatan kapasitas di bidang perbankan yang dapat mengarahkan pada pengembangan produk dan pelayanan, sehingga mampu meningkatkan peran Kanbawza Bank dalam perekonomian Myanmar, sekaligus memberikan kontribusi pada aktivitas perbankan antara Indonesia dan Myanmar.

Kanbawza Bank kini berlokasi di Yangon, bekas ibukota Myanmar dan sekarang menjadi pusat bisnis negara itu. Bank yang didirikan pada 1 Juli 1994 ini merupakan salah satu bank swasta komersial terbesar di Myanmar yang mencatatkan modal senilai 69 miliar MMK (Myanmar Kyat) per 2012.

Adi Setianto mengatakan, langkah BNI ini merupakan upaya untuk berperan aktif dalam pengembangan kerjasama ekonomi Indonesia – Myanmar. Ini penting karena Myanmar merupakan salah satu negara anggota ASEAN yang saat ini sedang dalam proses reformasi politik dan ekonomi. Selama ini peran Indonesia cukup penting dalam mendorong upaya pemerintah Myanmar menuju negara demokrasi.

"Proses menuju era keterbukaan telah memberikan peluang bagi Indonesia untuk melakukan pengembangan kerjasama di segala bidang termasuk kerjasama pengembangan ekonomi," ujarnya.

Adi menuturkan, pemerintah Indonesia saat ini giat mendorong BUMN untuk bersinergi dalam melakukan eksplorasi bisnis di luar negeri termasuk di Myanmar. Untuk itulah, BNI bersama beberapa BUMN melaksanakan perannya membuka peluang bisnis di Myanmar, dimana fokus BNI adalah memberikan layanan dan produk perbankan kepada beberapa BUMN yang telah dan akan melaksanakan ekspansi di negara Myanmar.

"Ke depan, kerjasama Capacity Building tersebut juga akan dilakukan dengan beberapa bank di Myanmar. Kerjasama ini merupakan salah satu perwujudan visi BNI yaitu " Bridging Indonesia and The World"," ungkapnya.

Nay Pyi Taw, 23 April 2013. PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI membagi pengalaman dan kapasitasnya sebagai bank yang unggul dalam pelayanan International Banking dan Treasury di Indonesia kepada bank swasta terkemuka di Myanmar, Kanbawza Bank. Langkah ini sekaligus menjadi pintu masuk bagi BNI untuk mulai berkiprah dalam perekonomian Myanmar, negara yang tengah didorong proses demokratisasinya oleh pemerintah Indonesia, baik dalam bidang ekonomi maupun politik.

Kerjasama program Capacity Building antara BNI dengan Kanbawza Bank itu ditandai secara resmi melalui Penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) antara Direktur Tresuri dan Institusi Finansial BNI, Adi Setianto dengan Wakil Direktur Utama Kanbawza Bank, U Than Lwin di Nay Pyi Taw, Myanmar, Selasa (23/4/2013). Penandatangan MoU ini disaksikan oleh Menteri Perdagangan RI Gita Wirjawan, yang hadir ke Nay Pyi Taw bersamaan dengan Kunjungan Kenegaraan Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono ke Myanmar.

MoU ini mencakup dua hal pokok, pertama, menekankan pada saling tukar pengetahuan terkait Asset and Liability Management yang menjadi satu kesatuan dalam strategi pengelolaan investasi, risiko, dan pendanaan. Kedua, mendukung termenuhinya kebutuhan peningkatan kapasitas di bidang perbankan yang dapat mengarahkan pada pengembangan produk dan pelayanan, sehingga mampu meningkatkan peran Kanbawza Bank dalam perekonomian Myanmar, sekaligus memberikan kontribusi pada aktivitas perbankan antara Indonesia dan Myanmar.

Kanbawza Bank kini berlokasi di Yangon, bekas ibukota Myanmar dan sekarang menjadi pusat bisnis negara itu. Bank yang didirikan pada 1 Juli 1994 ini merupakan salah satu bank swasta komersial terbesar di Myanmar yang mencatatkan modal senilai 69 miliar MMK (Myanmar Kyat) per 2012.

Adi Setianto mengatakan, langkah BNI ini merupakan upaya untuk berperan aktif dalam pengembangan kerjasama ekonomi Indonesia – Myanmar. Ini penting karena Myanmar merupakan salah satu negara anggota ASEAN yang saat ini sedang dalam proses reformasi politik dan ekonomi. Selama ini peran Indonesia cukup penting dalam mendorong upaya pemerintah Myanmar menuju negara demokrasi.

"Proses menuju era keterbukaan telah memberikan peluang bagi Indonesia untuk melakukan pengembangan kerjasama di segala bidang termasuk kerjasama pengembangan ekonomi," ujarnya.

Adi menuturkan, pemerintah Indonesia saat ini giat mendorong BUMN untuk bersinergi dalam melakukan eksplorasi bisnis di luar negeri termasuk di Myanmar. Untuk itulah, BNI bersama beberapa BUMN melaksanakan perannya membuka peluang bisnis di Myanmar, dimana fokus BNI adalah memberikan layanan dan produk perbankan kepada beberapa BUMN yang telah dan akan melaksanakan ekspansi di negara Myanmar.

"Ke depan, kerjasama Capacity Building tersebut juga akan dilakukan dengan beberapa bank di Myanmar. Kerjasama ini merupakan salah satu perwujudan visi BNI yaitu " Bridging Indonesia and The World"," ungkapnya.

Related

Arsip Berita