News


BNI Dapatkan Tambahan 9.800 Pengguna Prepaid di Hari ke-2 Java Jazz Festival

Siaran Pers

Jakarta, 3 Maret 2013. PT Bank Negara Indonesia (Persero), Tbk atau BNI mencatat penjualan kartu prabayar atau prepaid khusus edisi Java Jazz Festival (JJF) 2013 selama dua hari penyelenggaraan festival musik tersebut mencapai 9.800 unit. Kartu-kartu itu sudah digunakan untuk melakukan 32.860 transaksi dengan nilai transaksi selama dua hari (Jumat dan Sabtu, 1-2 Maret 2013) mencapai Rp 1,2 miliar. Itu adalah transaksi yang hanya dilakukan di lingkungan Java Jazz Festival (JJF) 2013, kawasan Kemayoran, Jakarta.

"Terjadi kenaikan jumlah transaksi kartu BNI prepaid sebesar 84,32% dari jumlah transaksi kartu prepaid hari pertama ke hari kedua. Pada hari pertama, baru terjadi 17.828 transaksi dengan nilai Rp 598 juta, lalu melonjak menjadi 32.860 transaksi pada hari kedua. Nilai transaksinya pun terjadi kenaikan 98,18% dari hari pertama ke hari kedua (dari Rp 598 juta ke Rp 1,2 miliar)," ujar General Manager Bisnis Kartu BNI Dodit Wiweko Probojakti di Jakarta, Minggu (3/3/2013).

Penggunaan kartu BNI prepaid itu pun tidak bersifat statis karena para pemilik kartunya melakukan transaksi penambahan jumlah dana (top up) sebanyak 3.491 kali, dengan nilai Rp 370 juta, pada hari pertama. Jumlah transaksi pun melonjak tajam menjadi sebanyak 6.800 kali, naik 94.78% dibandingkan hari pertama. Adapun nilai top up mencapai Rp 695 juta pada hari kedua, atau naik 87,50 di atas nilai top up yang terhimpun pada hari pertama.

"Masyarakat yang memiliki BNI prepaid edisi Java Jazz 2013 tidak perlu merasa rugi karena penggunaan kartunya sangat luas karena setelah event JJF berakhir pun, BNI Prepaid Cards masih dapat digunakan pada saat menggunakan Busway Koridor 1 Transjakarta, Alfamart, Lawson, Mekarsari dan merchant lainnya yang memasang tanda BNI Prepaid," ujar Dodit.

Dodit meyakini, sampai akhir penyelenggaraan JJF 2013 yang berakhir Minggu malam, jumlah kartu BNI prepaid yang terjual akan mencapai 15.000-17.000 unit. “Total kartu BNI prepaid yang terjual sampai akhir Februari 2013 mencapai 250.000 unit dengan nilai transaksi selama tahun 2013 senilai Rp 7,5 miliar,” tutur Dodit.

Dana Murah

Kehadiran BNI pada ajang Java Jazz Festival 2013 diharapkan akan memberikan berbagai manfaat, Pertama, menumbuhkan brand image dan memberikan customer experience untuk nasabah BNI pada semua segmen. Kedua, meningkatkan pertumbuhan customer base. Ketiga, mempertahankan dan meningkatkan loyalitas nasabah agar terus menjadi nasabah BNI. Keempat, meningkatkan nilai jual produk yang akan mendukung peningkatan DPK dan sumber dana murah Current Account & Saving Account (CASA).

Pada tahun 2012, BNI mencatatkan pertumbuhan DPK sebesar 11,4%, yaitu menjadi Rp 257,7 triliun. Kualitas dana yang terhimpun pun meningkat, ditandai dengan pertumbuhan rasio CASA yang pada 2011 hanya 64% dari total DPK, menjadi 67% dari total DPK pada 2012. Nilainya pun meningkat signifikan sebesar 16,6%, yaitu dari Rp 148,0 triliun pada tahun 2011 menjadi Rp 172,6 triliun pada tahun 2012.

Peningkatan rasio CASA dan lonjakan nominal dana murah itu tidak terlepas dari tumbuhnya jumlah nasabah Tabungan/ TAPLUS BNI, yang ditunjukkan dengan jumlah rekening yang meningkat dari 13,3 juta rekening pada 2011 menjadi hampir 15 juta rekening pada akhir tahun 2012. Dimana Tabungan masyarakat di BNI melonjak dari Rp 81,4 triliun pada 2011 menjadi lebih dari Rp 100 trilliun atau tepatnya Rp 100,1 triliun pada akhir 2012.

Siaran Pers

Jakarta, 3 Maret 2013. PT Bank Negara Indonesia (Persero), Tbk atau BNI mencatat penjualan kartu prabayar atau prepaid khusus edisi Java Jazz Festival (JJF) 2013 selama dua hari penyelenggaraan festival musik tersebut mencapai 9.800 unit. Kartu-kartu itu sudah digunakan untuk melakukan 32.860 transaksi dengan nilai transaksi selama dua hari (Jumat dan Sabtu, 1-2 Maret 2013) mencapai Rp 1,2 miliar. Itu adalah transaksi yang hanya dilakukan di lingkungan Java Jazz Festival (JJF) 2013, kawasan Kemayoran, Jakarta.

"Terjadi kenaikan jumlah transaksi kartu BNI prepaid sebesar 84,32% dari jumlah transaksi kartu prepaid hari pertama ke hari kedua. Pada hari pertama, baru terjadi 17.828 transaksi dengan nilai Rp 598 juta, lalu melonjak menjadi 32.860 transaksi pada hari kedua. Nilai transaksinya pun terjadi kenaikan 98,18% dari hari pertama ke hari kedua (dari Rp 598 juta ke Rp 1,2 miliar)," ujar General Manager Bisnis Kartu BNI Dodit Wiweko Probojakti di Jakarta, Minggu (3/3/2013).

Penggunaan kartu BNI prepaid itu pun tidak bersifat statis karena para pemilik kartunya melakukan transaksi penambahan jumlah dana (top up) sebanyak 3.491 kali, dengan nilai Rp 370 juta, pada hari pertama. Jumlah transaksi pun melonjak tajam menjadi sebanyak 6.800 kali, naik 94.78% dibandingkan hari pertama. Adapun nilai top up mencapai Rp 695 juta pada hari kedua, atau naik 87,50 di atas nilai top up yang terhimpun pada hari pertama.

"Masyarakat yang memiliki BNI prepaid edisi Java Jazz 2013 tidak perlu merasa rugi karena penggunaan kartunya sangat luas karena setelah event JJF berakhir pun, BNI Prepaid Cards masih dapat digunakan pada saat menggunakan Busway Koridor 1 Transjakarta, Alfamart, Lawson, Mekarsari dan merchant lainnya yang memasang tanda BNI Prepaid," ujar Dodit.

Dodit meyakini, sampai akhir penyelenggaraan JJF 2013 yang berakhir Minggu malam, jumlah kartu BNI prepaid yang terjual akan mencapai 15.000-17.000 unit. “Total kartu BNI prepaid yang terjual sampai akhir Februari 2013 mencapai 250.000 unit dengan nilai transaksi selama tahun 2013 senilai Rp 7,5 miliar,” tutur Dodit.

Dana Murah

Kehadiran BNI pada ajang Java Jazz Festival 2013 diharapkan akan memberikan berbagai manfaat, Pertama, menumbuhkan brand image dan memberikan customer experience untuk nasabah BNI pada semua segmen. Kedua, meningkatkan pertumbuhan customer base. Ketiga, mempertahankan dan meningkatkan loyalitas nasabah agar terus menjadi nasabah BNI. Keempat, meningkatkan nilai jual produk yang akan mendukung peningkatan DPK dan sumber dana murah Current Account & Saving Account (CASA).

Pada tahun 2012, BNI mencatatkan pertumbuhan DPK sebesar 11,4%, yaitu menjadi Rp 257,7 triliun. Kualitas dana yang terhimpun pun meningkat, ditandai dengan pertumbuhan rasio CASA yang pada 2011 hanya 64% dari total DPK, menjadi 67% dari total DPK pada 2012. Nilainya pun meningkat signifikan sebesar 16,6%, yaitu dari Rp 148,0 triliun pada tahun 2011 menjadi Rp 172,6 triliun pada tahun 2012.

Peningkatan rasio CASA dan lonjakan nominal dana murah itu tidak terlepas dari tumbuhnya jumlah nasabah Tabungan/ TAPLUS BNI, yang ditunjukkan dengan jumlah rekening yang meningkat dari 13,3 juta rekening pada 2011 menjadi hampir 15 juta rekening pada akhir tahun 2012. Dimana Tabungan masyarakat di BNI melonjak dari Rp 81,4 triliun pada 2011 menjadi lebih dari Rp 100 trilliun atau tepatnya Rp 100,1 triliun pada akhir 2012.

Related

News Archive