News


BNI as Official Bank of APEC: BNI Tangkap Peluang di APEC 2013

Jakarta, 22 September 2013. PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI menangkap peluang strategis yang dapat diperoleh Indonesia dari perhelatan Asia Pacific Economic Cooperation atau Kerja sama Ekonomi Asia Pasifik (APEC) 2013. Untuk itu BNI aktif mendukung sebagai sponsor beberapa pertemuan penting menjelang pertemuan pemimpin negara-negara anggota APEC atau APEC Leader Summit dengan harapan akan mampu menyuarakan pesan-pesan dari Indonesia ke dunia.

Beberapa rangkaian acara APEC yang didukung BNI adalah APEC Women & The Economic Forum pada 4-5 September 2013, APEC Business Advisory Council (ABAC) Meeting tanggal 1-5 Oktober 2013, APEC Youth Leader Meeting pada 1-7 Oktober 2013, APEC SME's Meeting pada 4-5 Oktober 2013, dan APEC CEO Summit Indonesia 2013 pada 6-7 Oktober 2013.

Atas dukungannya itu, Direktur Utama BNI Gatot M Suwondo menjadi salah satu Alternate Member dari ABAC, yang akan menghadiri pertemuan ABAC Meeting beberapa hari sebelum APEC CEO Summit dan pemimpin negara-negara anggota APEC atau APEC Leader Summit.

Pada pertemuan ABAC tersebut akan menghasilkan gagasan-gagasan spesifik mengenai dunia usaha yang akan disampaikan pada kepada para pemimpin negara-negara anggota APEC pada APEC Leader Summit, terutama dalam mengimplementasikan Osaka Action Agenda (OAA), Trade and Investment Liberalization (TILF), Economic and Technical Cooperation (Ecotech), dan prioritas lainnya yang berkorelasi dengan dunia usaha. Keanggotaan ABAC terdiri atas tiga perwakilan senior dari sektor bisnis dari setiap negara anggota.

Corporate Secretary BNI Tribuana Tunggadewi mengutarakan, dukungan BNI pada pelaksanaan APEC CEO Summit 2013 didorong oleh arti penting dari pertemuan ini terhadap hasil akhir pertemuan puncak APEC Leader 2013. Rekomendasi yang akan dikeluarkan oleh APEC CEO Summit ini dapat menjadikan hasil kesepakatan yang akan diperoleh dari APEC Leader Summit menjadi lebih membumi. Terutama menyuarakan pesan-pesan dari Indonesia yang menjadi salah satu dari sedikit negara dengan perekonomian yang tetap tumbuh di tengah krisis ekonomi global.

"Kami mendukung APEC CEO Summit karena hasil yang dikeluarkan akan menjadi keputusan-keputusan konkrit," tegas Tribuana.

Jumlah delegasi yang menyatakan positif akan hadir di APEC CEO Summit Indonesia 2013 mencapai sekitar 1.300 CEO dari 21 negara. "Kehadiran delegasi China yang begitu besar lebih dari 300 orang menunjukkan betapa penting pertemuan APEC ini bagi para pemimpin bisnis dari China itu," ungkap Tribuana.

Survei CEO Global ke-16 PricewaterhouseCoopers (PWC) International yang dilakukan atas para pemimpin bisnis di 68 negara menunjukkan bahwa Indonesia berada di posisi puncak dari 10 negara tujuan ekspansi bisnis para CEO dunia. Alasannya, sebagian besar CEO menilai bahwa ekspansi bisnis hanya dapat dilakukan ke sumber pertumbuhan ekonomi yang masih terjadi, salah satu sasaran utamanya adalah Indonesia, negara yang diperkirakan akan mencatatkan pertumbuhan rata-rata pertahunnya sebesar 6,2%.

PWC juga meyakini bahwa purchasing power parity (PPP) Indonesia pada tahun 2050 akan melampaui Jerman, Perancis, bahkan Inggris serta negara-negara anggota G7 yang selama ini terus menjadi tujuan ekspansi para pemimpin bisnis. Indonesia dan enam negara lain yang dikelompokkan sebagai kelompok E7 (China, India, Brazil, Rusia, Meksiko, dan Turki) dipercaya akan mengambil alih perhatian para pemimpin bisnis dunia ke depan.

BNI Siap
BNI sebagai bank asal Indonesia satu-satunya yang saat ini memiliki fokus jelas pada bisnis internasional menjadi yang paling siap menjembatani setiap kebutuhan investasi asing di Indonesia. Kelengkapan yang dimiliki BNI dalam memaksimalkan visi bisnis Bridging Indonesia to The World adalah adanya lima kantor cabang di luar negeri; yaitu di London, New York, Tokyo, Singapura, Hongkong; satu sub branch di Osaka; Limited Purpose Branch di Singapura; 76 Remittance Office; sembilan Remittance Representative yang tersebar di Malaysia, Qatar, Dubai, Saudi Arabia, dan Kuwait, juga 22 Remittance Representative di dalam negeri.

BNI juga menjadi bank perintis pilot project yang menjembatani relokasi pelaku usaha asing ke Indonesia, dalam hal ini membawa pengusaha kecil menengah asal Jepang ke Indonesia melalui unit khusus bernama Japan Desk. Sudah sekitar 50 bank asli Jepang yang bekerjasama dengan BNI dalam memudahkan transaksi bisnis dan pengelolaan dana pelaku usaha Jepang di Indonesia. BNI juga telah menyiapkan lahan sekitar 1.000 hektar di Karawang yang dapat ditempati pelaku usaha Jepang yang ingin merelokasi usahanya di Indonesia. BNI juga berinisiatif membangun kerja sama lebih erat dengan Badan Koordinasi Penanaman Modal RI dalam memudahkan proses perizinan setiap pengusaha Jepang yang ingin menanamkan modal di Indonesia.

BNI juga berada di depan dalam memaksimalkan kontribusi para diaspora yang berkeinginan memajukan Indonesia. BNI tengah serius menyiapkan sebuah produk keuangan yang dapat menjembatani aliran modal dari uang yang menganggur milik para diaspora di luar negeri agar dapat dialirkan ke dalam negeri sebagai sumber pendanaan investasi riil di Indonesia.

Ini penting karena berdasarkan survei PWC, Indonesia merupakan negara yang akan berkembang dari dua sisi bisnis sekaligus, baik dari segi konsumer maupun produser. Indonesia dapat dijadikan basis pasar untuk produk-produk konsumer tetapi juga layak dipertimbangkan sebagai basis produksi. Untuk ini, BNI telah siap dengan beragam produk konsumernya dan business banking-nya.

Salah satu produk Consumer banking terbaru yang dikembangkan BNI adalah Debet Online, yang memungkinkan transaksi belanja dilakukan dengan menggunakan kartu debit, secara aman. Produk lain adalah pembayaran pajak dari luar negeri yang dapat dilakukan menggunakan Modul Penerimaan Negara (MPN) Valuta Asing milik Kementerian Keuangan secara langsung. BNI juga unggul dalam penyediaan produk Trade Finance, salah satu tulang punggung terealisasikannya perdagangan internasional antara Indonesia dan pelaku usaha dunia.

"Intinya, keperluan bisnis apapun di Indonesia yang ingin dilakukan pelaku usaha asing, dapat dilakukan dengan BNI," ujar Tribuana.

Program BNI
Beberapa program yang akan dilaksanakan BNI selama pelaksanaan APEC Summit 2013 di Bali antara lain memberikan pelatihan lengkap kepada 30 anak muda Indonesia untuk tampil percaya diri bersama 100 delegasi lain dari berbagai negara anggota APEC. BNI juga memboyong para produsen produk unggulan asli Indonesia dari Kampung BNI (KBNI) Tenun Sumatera Selatan, KBNI Tenun Sumba, KBNI Pisang Lumajang, KBNI Tenun Toraja, KBNI Seni Kamasan, plus enam mitra binaan lain yang ada di Denpasar, Bali. Mereka akan mengikuti pameran produk disela-sela APEC SME's Meeting, 2-5 Oktober 2015. Ini menunjukkan bahwa BNI tidak hanya membiayai bisnis mereka, akan tetapi juga membantu mereka untuk naik kelas dengan mencarikan pasar-pasar baru di luar negeri.

Ada sekitar 49 kantor cabang BNI di seluruh Bali yang disiapkan untuk mendukung perhelatan akbar APEC ini. Itu dilengkapi dengan 244 ATM yang disiagakan, plus 3.168 mesin EDC yang disiapkan untuk memudahkan transaksi pembayaran nontunai sepanjang pelaksanaan APEC Summit itu. Selain itu, BNI menyiapkan berbagai titik Bank Service lainnya yang lebih luas di Bali International Convention Centre, Ayana, dan Patra Jasa.

Jakarta, 22 September 2013. PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI menangkap peluang strategis yang dapat diperoleh Indonesia dari perhelatan Asia Pacific Economic Cooperation atau Kerja sama Ekonomi Asia Pasifik (APEC) 2013. Untuk itu BNI aktif mendukung sebagai sponsor beberapa pertemuan penting menjelang pertemuan pemimpin negara-negara anggota APEC atau APEC Leader Summit dengan harapan akan mampu menyuarakan pesan-pesan dari Indonesia ke dunia.

Beberapa rangkaian acara APEC yang didukung BNI adalah APEC Women & The Economic Forum pada 4-5 September 2013, APEC Business Advisory Council (ABAC) Meeting tanggal 1-5 Oktober 2013, APEC Youth Leader Meeting pada 1-7 Oktober 2013, APEC SME's Meeting pada 4-5 Oktober 2013, dan APEC CEO Summit Indonesia 2013 pada 6-7 Oktober 2013.

Atas dukungannya itu, Direktur Utama BNI Gatot M Suwondo menjadi salah satu Alternate Member dari ABAC, yang akan menghadiri pertemuan ABAC Meeting beberapa hari sebelum APEC CEO Summit dan pemimpin negara-negara anggota APEC atau APEC Leader Summit.

Pada pertemuan ABAC tersebut akan menghasilkan gagasan-gagasan spesifik mengenai dunia usaha yang akan disampaikan pada kepada para pemimpin negara-negara anggota APEC pada APEC Leader Summit, terutama dalam mengimplementasikan Osaka Action Agenda (OAA), Trade and Investment Liberalization (TILF), Economic and Technical Cooperation (Ecotech), dan prioritas lainnya yang berkorelasi dengan dunia usaha. Keanggotaan ABAC terdiri atas tiga perwakilan senior dari sektor bisnis dari setiap negara anggota.

Corporate Secretary BNI Tribuana Tunggadewi mengutarakan, dukungan BNI pada pelaksanaan APEC CEO Summit 2013 didorong oleh arti penting dari pertemuan ini terhadap hasil akhir pertemuan puncak APEC Leader 2013. Rekomendasi yang akan dikeluarkan oleh APEC CEO Summit ini dapat menjadikan hasil kesepakatan yang akan diperoleh dari APEC Leader Summit menjadi lebih membumi. Terutama menyuarakan pesan-pesan dari Indonesia yang menjadi salah satu dari sedikit negara dengan perekonomian yang tetap tumbuh di tengah krisis ekonomi global.

"Kami mendukung APEC CEO Summit karena hasil yang dikeluarkan akan menjadi keputusan-keputusan konkrit," tegas Tribuana.

Jumlah delegasi yang menyatakan positif akan hadir di APEC CEO Summit Indonesia 2013 mencapai sekitar 1.300 CEO dari 21 negara. "Kehadiran delegasi China yang begitu besar lebih dari 300 orang menunjukkan betapa penting pertemuan APEC ini bagi para pemimpin bisnis dari China itu," ungkap Tribuana.

Survei CEO Global ke-16 PricewaterhouseCoopers (PWC) International yang dilakukan atas para pemimpin bisnis di 68 negara menunjukkan bahwa Indonesia berada di posisi puncak dari 10 negara tujuan ekspansi bisnis para CEO dunia. Alasannya, sebagian besar CEO menilai bahwa ekspansi bisnis hanya dapat dilakukan ke sumber pertumbuhan ekonomi yang masih terjadi, salah satu sasaran utamanya adalah Indonesia, negara yang diperkirakan akan mencatatkan pertumbuhan rata-rata pertahunnya sebesar 6,2%.

PWC juga meyakini bahwa purchasing power parity (PPP) Indonesia pada tahun 2050 akan melampaui Jerman, Perancis, bahkan Inggris serta negara-negara anggota G7 yang selama ini terus menjadi tujuan ekspansi para pemimpin bisnis. Indonesia dan enam negara lain yang dikelompokkan sebagai kelompok E7 (China, India, Brazil, Rusia, Meksiko, dan Turki) dipercaya akan mengambil alih perhatian para pemimpin bisnis dunia ke depan.

BNI Siap
BNI sebagai bank asal Indonesia satu-satunya yang saat ini memiliki fokus jelas pada bisnis internasional menjadi yang paling siap menjembatani setiap kebutuhan investasi asing di Indonesia. Kelengkapan yang dimiliki BNI dalam memaksimalkan visi bisnis Bridging Indonesia to The World adalah adanya lima kantor cabang di luar negeri; yaitu di London, New York, Tokyo, Singapura, Hongkong; satu sub branch di Osaka; Limited Purpose Branch di Singapura; 76 Remittance Office; sembilan Remittance Representative yang tersebar di Malaysia, Qatar, Dubai, Saudi Arabia, dan Kuwait, juga 22 Remittance Representative di dalam negeri.

BNI juga menjadi bank perintis pilot project yang menjembatani relokasi pelaku usaha asing ke Indonesia, dalam hal ini membawa pengusaha kecil menengah asal Jepang ke Indonesia melalui unit khusus bernama Japan Desk. Sudah sekitar 50 bank asli Jepang yang bekerjasama dengan BNI dalam memudahkan transaksi bisnis dan pengelolaan dana pelaku usaha Jepang di Indonesia. BNI juga telah menyiapkan lahan sekitar 1.000 hektar di Karawang yang dapat ditempati pelaku usaha Jepang yang ingin merelokasi usahanya di Indonesia. BNI juga berinisiatif membangun kerja sama lebih erat dengan Badan Koordinasi Penanaman Modal RI dalam memudahkan proses perizinan setiap pengusaha Jepang yang ingin menanamkan modal di Indonesia.

BNI juga berada di depan dalam memaksimalkan kontribusi para diaspora yang berkeinginan memajukan Indonesia. BNI tengah serius menyiapkan sebuah produk keuangan yang dapat menjembatani aliran modal dari uang yang menganggur milik para diaspora di luar negeri agar dapat dialirkan ke dalam negeri sebagai sumber pendanaan investasi riil di Indonesia.

Ini penting karena berdasarkan survei PWC, Indonesia merupakan negara yang akan berkembang dari dua sisi bisnis sekaligus, baik dari segi konsumer maupun produser. Indonesia dapat dijadikan basis pasar untuk produk-produk konsumer tetapi juga layak dipertimbangkan sebagai basis produksi. Untuk ini, BNI telah siap dengan beragam produk konsumernya dan business banking-nya.

Salah satu produk Consumer banking terbaru yang dikembangkan BNI adalah Debet Online, yang memungkinkan transaksi belanja dilakukan dengan menggunakan kartu debit, secara aman. Produk lain adalah pembayaran pajak dari luar negeri yang dapat dilakukan menggunakan Modul Penerimaan Negara (MPN) Valuta Asing milik Kementerian Keuangan secara langsung. BNI juga unggul dalam penyediaan produk Trade Finance, salah satu tulang punggung terealisasikannya perdagangan internasional antara Indonesia dan pelaku usaha dunia.

"Intinya, keperluan bisnis apapun di Indonesia yang ingin dilakukan pelaku usaha asing, dapat dilakukan dengan BNI," ujar Tribuana.

Program BNI
Beberapa program yang akan dilaksanakan BNI selama pelaksanaan APEC Summit 2013 di Bali antara lain memberikan pelatihan lengkap kepada 30 anak muda Indonesia untuk tampil percaya diri bersama 100 delegasi lain dari berbagai negara anggota APEC. BNI juga memboyong para produsen produk unggulan asli Indonesia dari Kampung BNI (KBNI) Tenun Sumatera Selatan, KBNI Tenun Sumba, KBNI Pisang Lumajang, KBNI Tenun Toraja, KBNI Seni Kamasan, plus enam mitra binaan lain yang ada di Denpasar, Bali. Mereka akan mengikuti pameran produk disela-sela APEC SME's Meeting, 2-5 Oktober 2015. Ini menunjukkan bahwa BNI tidak hanya membiayai bisnis mereka, akan tetapi juga membantu mereka untuk naik kelas dengan mencarikan pasar-pasar baru di luar negeri.

Ada sekitar 49 kantor cabang BNI di seluruh Bali yang disiapkan untuk mendukung perhelatan akbar APEC ini. Itu dilengkapi dengan 244 ATM yang disiagakan, plus 3.168 mesin EDC yang disiapkan untuk memudahkan transaksi pembayaran nontunai sepanjang pelaksanaan APEC Summit itu. Selain itu, BNI menyiapkan berbagai titik Bank Service lainnya yang lebih luas di Bali International Convention Centre, Ayana, dan Patra Jasa.

Related

News Archive