News


Distributing Social Aid in Rural Area, BNI Tried Out Android-Based EDC in Wamena

Wamena, 10 Mei 2017 - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI mengujicoba penggunaan alat transaksi elektronik atau Electronic Data Capture atau EDC berbasis Android pada penyaluran bantuan sosial Program Keluarga Harapan (PKH) di Wamena, Papua. Sebelumnya, uji coba serupa telah dilaksanakan pada penyaluran Bantuan Sosial PKH di Jayapura, Papua dan Kota Solo, Jawa Tengah. Uji coba ini merupakan awal dari proses penyederhanaan transaksi penyaluran bantuan sosial pemerintah melalui Agen46 atau agen yang menjadi kepanjangan tangan BNI dalam memberikan layanan perbankan di kawasan-kawasan yang memiliki akses terbatas terhadap lembaga keuangan.

Dengan menggunakan EDC berbasis Android ini, Agen46 akan semakin dimudahkan dalam memberikan layanan karena seluruh transaksi telah dikelompokkan sesuai dengan penggolongan programnya. Sebagai contoh, seluruh bantuan sosial atau subsidi pemerintah ditampilkan pada layar EDC dengan simbol-simbol yang menarik, dimana Agen46 tinggal menekan gambar-gambar tersebut saat bertransaksi.

Ujicoba EDC berbasis Android ini dilaksanakan pada saat Kementerian Sosial RI dan BNI menyalurkan Bantuan Sosial PKH di Wamena, Jayawijaya, Papua, Rabu (10 Mei 2017). Sehari sebelumnya, uji coba juga dilaksanakan pada acara serupa di Jayapura. Pada kedua acara tersebut hadir Presiden RI Joko Widodo, Menteri Sosial RI Khofifah Indar Parawansa, dan Direktur Hubungan Kelembagaan & Transaksional Perbankan BNI Adi Sulistyowati.

Keunggulan EDC berbasis Android ini adalah memungkinkan alur transaksi menjadi lebih sederhana, dari sisi infrastruktur pun menjadi lebih sederhana karena hanya menggunakan 1 alat, dan penggunakan Android memungkinkan pengembangan fitur menjadi lebih mudah di kemudian hari. Selain itu, EDC yang menggunakan platform Android terintegrasi dengan sistem aplikasi POS (Point Of Sales), sehingga memudahkan dalam mengontrol stok barang yang terjual dan tersisa.

“Saat ini sedang kami uji coba sistemnya untuk menguji teknologinya serta untuk menyesuaikan dengan kebutuhan para Agen46,” ujar Adi Sulistyowati.

Pada kunjungan ke Jayapura dan Wamena kali ini, Presiden RI menyaksikan penyaluran bantuan PKH dan Program Indonesia Pintar (PIP) yang terus diperluas hingga ke Papua oleh Kementerian Sosial Republik Indonesia, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, bersama BNI. Pada kesempatan tersebut, BNI menyalurkan bantuan KPM kepada 541 penerima manfaat di Kota & Kabupaten Jayapura, serta 501 penerima manfaat di Wamena. Pada kesempatan yang sama, BNI juga memperluas jangkauan layanannya melalui pembukaan agen-agen Lakupandai (program perluasan literasi keuangan yang digagas Otoritas Jasa Keuangan atau OJK) yang disebut Agen46 di Papua. Terdapat 5 Agen46 baru yang dibuka di Jayapura dan 4 Agen46 baru di Wamena.

Untuk menunjukkan kesiapan dalam menyalurkan bantuan sosial PKH dan PIP, BNI membuka booth-booth Agen46 di lokasi acara. Pada kesempatan tersebut diujicoba penyaluran Bantuan Sosial PKH Non Tunai yang dicairkan menjadi uang tunai baik melalui mesin EDC BNI yang dioperasikan di Agen46 maupun melalui ATM BNI.

Terobosan lain juga dilakukan dengan menggunakan mesin EDC di Agen46 untuk mencairkan bantuan bagi siswa yang menjadi penerima manfaat PIP. BNI memang menjadi bank yang ditunjuk menjadi bank penyalur bantuan PIP untuk seluruh siswa SMA dan SMK di Indonesia. Para penerima manfaat PKH di Papua ini mendapatkan buku tabungan sekaligus Kartu Keluarga Sejahtera (KKS) dimana di dalam kartu tersebut berisi nominal sejumlah uang bantuan sosial dari Kementerian Sosial, dimana KKS tersebut berfungsi sebagai kartu Debit ATM bagi penerima PKH.

Keunggulan utama KKS adalah terdapat dua sistem yang tertanam di dalamnya, yaitu tertanam fungsi tabungan (Saving) dan fungsi sebagai e-Wallet. Dimana e-Wallet tersebut juga nantinya dapat digunakan untuk berbelanja bahan kebutuhan pokok sembako. Dengan dua fungsi tersebut, penerima manfaat bantuan sosial PKH dapat membelanjakan dana bantuan sosial atau berupa pembelian bahan kebutuhan pokok, atau menarik dana bantuan sosial secara tunai.

Agen46 merupakan agen individu yang ditunjuk oleh BNI sebagai kepanjangan tangan BNI dalam melakukan layanan perbankan sederhana seperti tarik tunai tabungan, setoran tabungan, transfer antar rekening, pembelian pulsa serta pembayaran rekening listrik, Agen46 ini dapat dikembangkan menjadi e-Warong KUBE atau Warung Gotong Royong Kelompok Usaha Bersama secara Elektronik, yang merupakan koperasi yang mendapatkan wewenang untuk menyalurkan bantuan sosial pemerintah sekaligus menjadi penjual bahan kebutuhan pokok (Rumah Pangan Kita) sekaligus juga berfungsi sebagai Branchless Banking (sebagai Agen46), sehingga menjadi sebuah perpaduan yang lengkap.

 

Bantuan untuk siswa

 

Pada program bantuan pemerintah untuk para siswa yang disebut dengan Program Indonesia Pintar (PIP), BNI ditunjuk sebagai bank penyalur bantuan untuk tingkat SMA di seluruh Indonesia. Pada penyaluran bantuan PIP Tahun 2015, BNI menggunakan produk Tabunganku, adapun untuk penyaluran PIP Tahun 2016 dan tahun-tahun selanjutnya menggunakan BNI Simpanan Pelajar (Simpel). Nilai bantuan yang diberikan kepada para siswa SMA ini berkisar antara Rp 500 ribu hingga Rp1 juta.

Untuk PIP 2015, target jumlah dana yang disalurkan melalui BNI sebesar + Rp 1,3 triliun melalui 32 tahapan bantuan yang disalurkan pada +1,6 juta siswa melalui 1,6 juta rekening Tabunganku yang dibukakan di Kantor Cabang BNI di seluruh Indonesia. Sampai dengan posisi 1 Mei 2017, pencairan bantuan PIP 2015 secara nasional sudah mencapai 91,30% untuk 1,49 juta rekening dengan nilai bantuan sebesar Rp 1,22 triliun. Pencairan bantuan untuk Provinsi Papua sudah mencapai 93,04% untuk 33.059 siswa dengan nilai bantuan Rp 28,3 miliar.

Untuk PIP 2016, jumlah dana yang akan disalurkan melalui BNI sebesar + Rp 1,26 triliun melalui 21 tahapan yang disalurkan pada + 1,6 juta siswa melalui 1,6 juta rekening Simpanan Pelajar yang dibukakan di Kantor Cabang BNI di seluruh Indonesia. Sampai posisi 1 Mei 2017, progres pencairan bantuan oleh siswa secara nasional sudah mencapai 76,05% untuk 1,26 juta rekening dengan nilai bantuan sebesar Rp 956,7 miliar. Pencairan bantuan untuk Provinsi Papua sudah mencapai 78,47% untuk 33.755 siswa dengan nilai bantuan Rp 27 miliar.

Pada penyaluran PIP 2017, BNI dipercayakan menyalurkan dana PIP untuk tingkat SMA sebesar + Rp 1,12 triliun yang akan disalurkan pada + 1,2 juta siswa dan untuk tingkat SMK sebesar + Rp 1,08 triliun yang akan disalurkan pada + 1,6 juta siswa melalui rekening Simpanan Pelajar yang dibukakan di Kantor Cabang BNI di seluruh Indonesia.

BNI SimPel/ SimPel iB adalah tabungan untuk siswa yang diterbitkan secara nasional oleh bank-bank di Indonesia, dengan persyaratan mudah dan sederhana serta fitur yang menarik, dalam rangka edukasi dan inklusi keuangan untuk mendorong budaya menabung sejak dini. Budaya ini didorong dengan fitur produk yang sangat memudahkan siswa dalam menabung seperti setoran awal dan setoran selanjutnya yang sangat ringan serta tidak dikenakan biaya administrasi rekening bulanan maupun biaya penggantian buku tabungan.

Kemudahan lainnya adalah transaksi yang dapat dilakukan oleh para siswa melalui lebih dari 1.997 Cabang BNI, 17.000 BNI ATM dan lebih dari 45.000 Agen46 yang tersebar di seluruh Indonesia. Saat ini, jumlah pemegang rekening BNI Simpanan Pelajar hingga 27 April 2017 sudah mencapai lebih dari 300.000 rekening, tumbuh lebih dari 25% dibanding posisi 31 Desember 2016. Sejumlah rekening ini dibuka dengan jalinan kerjasama bersama dengan kurang lebih 1.400 sekolah dari SD sampai dengan SMA di seluruh Indonesia atau yang sederajat dengan dukungan penuh dari dinas pendidikan yang ada di setiap ibukota propinsi. Khusus untuk Provinsi Papua jumlah rekening BNI Simpel mencapai 1.554.

Selain untuk tujuan inklusi dan edukasi keuangan, produk BNI Simpel juga dipergunakan untuk penyaluran bantuan Program Indonesia Pintar (PIP) 2016 dan 2017, dimana BNI ditunjuk sebagai bank penyalur untuk + 4,4 juta siswa tingkat SMA dan SMK yang tersebar di seluruh Indonesia.

 

Untuk informasi lebih lanjut, dapat menghubungi :
Kiryanto, Corporate Secretary BNI
Telp: 021-5728387, Email: bni@bni.co.id

 

Wamena, 10 Mei 2017 - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk or BNI tried out electronic transaction device or Electronic Data Capture or Android-based EDC in Program Keluarga Harapan (PKH) social aid distribution in Wamena, Papua. Earlier, similar try out has been carried out in PKH Social Aid distribution in Jayapura, Papua and Solo, Central Java. This try out was the beginning of the simplification process of government social aid distribution transaction through Agen46 or agent that becomes the extension of BNI in providing banking service in areas that have limited access to financial institution.

By using Android-based EDC, Agen46 will be more facilitated in giving service as all transactions have been grouped according to their program classifications. For example, all social aids or government subsidies are displayed on EDC screen in attractive symbols, where Agen46 just have to press those images to make transaction.

Try out of this Android-based EDC was performed at the time the Ministry of Social of the Republic of Indonesia and BNI distributed PKH Social Aid in Wamena, Jayawijaya, Papua, Wednesday (10 May 2017). A day before, try out has also performed in similar event in Jayapura. Both events were attended by the President of the Republic of Indonesia, Joko Widodo, Social Minister of the Republic of Indonesia, Khofifah Indar Parawansa, and Director of Institutional Relation & Banking Transactional of BNI, Adi Sulistyowati.

The excellence of this Android-based EDC is it allows transaction flow to be simpler. It is also simpler in terms of infrastructure as it only uses 1 device, and the use of Android enables feature development to be easier in the future. In addition, EDC that uses integrated Android platform with POS (Point Of Sales) application system makes it easier to control sold and remaining inventories.

“Currently we are trying out the system to testing the technology and to conform with the need of Agen46,” said Adi Sulistyowati.

In the visit to Jayapura and Wamena this time, the President of the Republic of Indonesia witnessed distribution of PKH aid and Program Indonesia Pintar (PIP) which continues to be expanded up to Papua by Social Ministry of the Republic of Indonesia, Ministry of Education and Culture of the Republic of Indonesia, together with BNI. In that occasion, BNI distributed KPM aid to 541 beneficiaries in Jayapura City & Regency, and 501 beneficiaries in Wamena. In the same occasion, BNI also expanded its service coverage through the opening of Lakupandai agents (the financial literacy expansion program initiated by Financial Service Authority or OJK) called as Agen46 in Papua. There are 5 new Agen46 opened in Jayapura and 4 new Agen46 in Wamena.

To indicate preparedness in distributing PKH and PIP social aids, BNI opened Agen46 booths in the event location. In that occasion, Non-Cash PKh Social Aid disbursed into cash either through BNI EDC machine operated in Agen46 or through BNI ATM was tried out.

Another breakthrough was also done by using EDC machine in Agen46 to disburse aid for students as PIP beneficiaries. BNI is a bank appointed as PIP support distributor bank for all Senior High School and Vocational School students in Indonesia. PKH beneficiaries in Papua obtained saving book which also functions as Kartu Keluarga Sejahtera (KKS) as well as ATM Debit card that contains an amount of social aid money from Social Ministry.

The main advantages of KKS is there are two systems embedded inside, namely as saving and as e-Wallet. Later, the e-Wallet can also be used to purchase basic needs. Those functions allow PKH social aid beneficiaries to spend the social aid fund or in the form of basic needs material, or to draw the fund in cash.

Agen46 is individual agent appointed by BNI as expansion of BNI to provide simple banking service such as saving cash withdrawal, saving deposit, inter-account transfer, pulse purchase as well as electricity bill payment. Agen46 can be developed to be e-Warong KUBE or Electronic Joint Business Group Mutual Shop, in the form of cooperation that is authorized to distribute government social aid and sell basic needs at the same time (Rumah Pangan Kita) and also functions as Branchless Banking (as Agen46), so that it can be a complete combination.

Support for students

In government support program for students which is called as Program Indonesia Pintar (PIP), BNI is appointed as support distributor bank for Senior High School level throughout Indonesia. In PIP distribution in 2015, BNI used Tabunganku product, while for PIP distribution in 2016 and the next years the product used is BNI Simpanan Pelajar (Simpel). The support value given to those Senior High School students range between Rp 500 thousand to Rp1 million.

For PIP 2015, the total fund target distributed through BNI was + Rp 1,3 trillion by 32 support phases distributed to +1.6 million students through 1.6 million Tabunganku accounts opened in BNI Branch Offices all over Indonesia. Until 1 May 2017, disbursement of national PIP support in 2015 has reached 91.30% to 1.49 million accounts with support value of Rp 1.22 trillion. Support disbursement for Papua Province has reached 93,04% for 33,059 students with support value Rp 28.3 billion.

For PIP 2016, the fund amount distributed through BNI was + Rp 1.26 trillion through 21 phases distributed to + 1.6 million students 1.6 million Simpanan Pelajar accounts opened in BNI Branch Offices all over Indonesia. Until 1 May 2017, the support disbursement progress by students nationally has reached 76.05% for 1.26 million accounts with support value of Rp 956.7 billion. Support disbursement for Papua Province has reached 78.47% for 33,755 students with support value of Rp 27 billion.

In PIP 2017, BNI was trusted to distribute PIP fund for Senior High School was + Rp 1.12 trillion to be distributed to + 1.2 million students and for Vocational School was + Rp 1.08 trillion to be distributed to + 1.6 million students through Simpanan Pelajar account opened in BNI Branch Offices all over Indonesia.

BNI SimPel / SimPel iB are savings for students issued nationally by banks in Indonesia, with easy and simple requirement as well as attractive feature, in order for financial education and inclusion to encourage the culture of saving in early age. This culture is driven by product feature that greatly facilitate students in saving such as initial deposit and subsequent deposit which is very low and free of monthly account administration fee and saving book substitution fee.

Other convenience is transaction can be done by students through more than 1,997 BNI Branches, 17,000 BNI ATM and more than 45,000 Agen46 scattered throughout Indonesia. Currently, the total holder of BNI Simpanan Pelajar account until 27 April 2017 has reached more than 300,000 accounts, grew more than 25% compared to the position on 31 December 2016. This number of accounts are opened by joint cooperation with approximately 1,400 schools from Elementary School up to Senior High School throughout Indonesia or equivalent with full support from education agency available in each provincial capital city. Special for Papua Province, the total BNI Simpel account reaches 1,554.

In addition for financial inclusion and education, BNI Simpel is also used for Program Indonesia Pintar (PIP) support distribution in 2016 and 2017, where BNI is appointed as distributor bank for + 4.4 million Senior High School and Vocational School students spread all over Indonesia.

For more information, please call :
Kiryanto,
Corporate Secretary BNI
Phone: 021-5728387, Email : bni@bni.co.id

Related

News Archive