News


Bantu Perkuat Ekspor Indonesia, BNI London Raup Pendapatan Bunga USD4.94 Juta

London, 24 Maret 2014. BNI Cabang London meraup pendapatan bunga senilai USD 4.94 juta pada akhir tahun 2013 dari aktivitas kredit dan trade finance yang difokuskan pada bisnis-bisnis di Eropa yang berhubungan dengan Indonesia, diantaranya ekspor impor yang melibatkan pengusaha Indonesia dengan Eropa, Timur Tengah, Afrika, dan Amerika Latin.

Atas pencapaian ini BNI optimis dapat meraih kinerja yang lebih baik lagi pada tahun 2014. Optimisme itu didapat dari perbandingan antara pendapatan bunga tahun 2013 yang meningkat dibandingkan tahun 2012, dimana pendapatan bunga BNI cabang London tahun 2013 mencapai USD 3 juta. Demikian diungkapkan Pemimpin BNI Cabang London Nungki Indriaty di London, Inggris, Senin (24/3/2013).

Menurut Nungki, pelayanan BNI Cabang London dalam mendukung perdagangan internasional antara pelaku usaha Indonesia dengan pebisnis Eropa, Timur Tengah, Afrika, dan Amerika Latin sangat signifikan sehingga jumlah aset trade dan kredit yang dilayaninya mencapai USD 190 juta, Sebagian besar dari aset itu berupa pembiayaan impor untuk nasabah-nasabah korporasi BNI di samping aktivitas BNI London membeli asset trade dari pasar sekunder. "Aktivitas ini tetap dipertahankan pada tahun 2014," ujarnya.

Besarnya aset trade finance yang dilayani oleh BNI London juga menjadi sumber fee based income (pendapatan berbasis komisi) yang patut diperhitungkan. Selama tahun 2013, BNI London berhasil mengumpulkan fee dari transaksi trade finance sebesar USD 474 ribu, antara lain dari pelayanan letter of credit (LC).

"Sebagian besar dari LC itu ditujukan ke Indonesia, khususnya untuk mengimpor produk-produk Indonesia, berupa kayu dan turunannya, dan juga beberapa produk tekstil dan fashion dari pengusaha di Indonesia," tuturnya.

Trade Finance merupakan sektor unggulan dari BNI London. BNI London telah membiayai sejumlah pengusaha Inggris yang memiliki transaksi ekspor dan impor dengan pengusaha Indonesia. Sejumlah produk yang telah dibiayai impornya dari Indonesia adalah produk timber dan textile/fashion. Dengan jaringan kantor BNI yang luas di dalam negeri dan didukung oleh Trade Processing BNI yang sudah sangat maju, menjadikan BNI London memiliki sejumlah nasabah pengusaha Inggris yang sangat loyal, yang bahkan beberapa diantaranya telah menjadi nasabah sejak BNI London mulai beroperasi di tahun 1986.

Per 31 Desember 2013, BNI London memiliki aset berkisar US$ 791 juta atau sekitar Rp 9 triliun rupiah. Dalam perjalanannya BNI London telah berhasil turut memberikan kontribusi positif terhadap keuntungan BNI dari hasil usahanya.

BNI London mulai beroperasi di tahun 1985 sebagai kantor perwakilan, dan setahun kemudian tepatnya pada tanggal 29 Desember 1986, BNI London secara resmi beroperasi sebagai kantor cabang. BNI London merupakan satu-satunya bank dari Indonesia yang memiliki lisensi sebagai kantor cabang di bawah otorisasi dan regulasi dari Otoritas Jasa Keuangan Inggris.

London, 24 Maret 2014. BNI Cabang London meraup pendapatan bunga senilai USD 4.94 juta pada akhir tahun 2013 dari aktivitas kredit dan trade finance yang difokuskan pada bisnis-bisnis di Eropa yang berhubungan dengan Indonesia, diantaranya ekspor impor yang melibatkan pengusaha Indonesia dengan Eropa, Timur Tengah, Afrika, dan Amerika Latin.

Atas pencapaian ini BNI optimis dapat meraih kinerja yang lebih baik lagi pada tahun 2014. Optimisme itu didapat dari perbandingan antara pendapatan bunga tahun 2013 yang meningkat dibandingkan tahun 2012, dimana pendapatan bunga BNI cabang London tahun 2013 mencapai USD 3 juta. Demikian diungkapkan Pemimpin BNI Cabang London Nungki Indriaty di London, Inggris, Senin (24/3/2013).

Menurut Nungki, pelayanan BNI Cabang London dalam mendukung perdagangan internasional antara pelaku usaha Indonesia dengan pebisnis Eropa, Timur Tengah, Afrika, dan Amerika Latin sangat signifikan sehingga jumlah aset trade dan kredit yang dilayaninya mencapai USD 190 juta, Sebagian besar dari aset itu berupa pembiayaan impor untuk nasabah-nasabah korporasi BNI di samping aktivitas BNI London membeli asset trade dari pasar sekunder. "Aktivitas ini tetap dipertahankan pada tahun 2014," ujarnya.

Besarnya aset trade finance yang dilayani oleh BNI London juga menjadi sumber fee based income (pendapatan berbasis komisi) yang patut diperhitungkan. Selama tahun 2013, BNI London berhasil mengumpulkan fee dari transaksi trade finance sebesar USD 474 ribu, antara lain dari pelayanan letter of credit (LC).

"Sebagian besar dari LC itu ditujukan ke Indonesia, khususnya untuk mengimpor produk-produk Indonesia, berupa kayu dan turunannya, dan juga beberapa produk tekstil dan fashion dari pengusaha di Indonesia," tuturnya.

Trade Finance merupakan sektor unggulan dari BNI London. BNI London telah membiayai sejumlah pengusaha Inggris yang memiliki transaksi ekspor dan impor dengan pengusaha Indonesia. Sejumlah produk yang telah dibiayai impornya dari Indonesia adalah produk timber dan textile/fashion. Dengan jaringan kantor BNI yang luas di dalam negeri dan didukung oleh Trade Processing BNI yang sudah sangat maju, menjadikan BNI London memiliki sejumlah nasabah pengusaha Inggris yang sangat loyal, yang bahkan beberapa diantaranya telah menjadi nasabah sejak BNI London mulai beroperasi di tahun 1986.

Per 31 Desember 2013, BNI London memiliki aset berkisar US$ 791 juta atau sekitar Rp 9 triliun rupiah. Dalam perjalanannya BNI London telah berhasil turut memberikan kontribusi positif terhadap keuntungan BNI dari hasil usahanya.

BNI London mulai beroperasi di tahun 1985 sebagai kantor perwakilan, dan setahun kemudian tepatnya pada tanggal 29 Desember 1986, BNI London secara resmi beroperasi sebagai kantor cabang. BNI London merupakan satu-satunya bank dari Indonesia yang memiliki lisensi sebagai kantor cabang di bawah otorisasi dan regulasi dari Otoritas Jasa Keuangan Inggris.

Related

News Archive