News


BNI Berikan Port Services Financing Untuk Perkuat Bisnis IPC

Jakarta, 4 September 2017 --- PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI) memperkuat bisnisnya untuk melayani para pengguna pelabuhan yang dikelola oleh PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) / IPC khususnya secara lebih lengkap. Kali ini, BNI menjadi bank asal Indonesia yang pertama kali memberikan layanan Port Service Financing kepada para pengguna jasa kepelabuhan yang dikelola oleh IPC.

Kepastian terkait layanan BNI dalam bentuk Port Service Financing di IPC ini ini ditunjukkan dalam acara Sosialisasi dan Pemberian Apresiasi kepada Nasabah pengguna jasa Kepelabuhanan yang dikelola Pelindo II atau Port Gathering BNI – Pelindo II di Jakarta, Senin (4 September 2017). Hadir pada kesempatan tersebut Direktur Utama BNI Achmad Baiquni, Direktur Utama IPC Elvyn G. Masassya, Direktur Hubungan Kelembagaan & Transaksional Perbankan BNI Adi Sulistyowati, Direktur Keuangan IPC Iman Rachman, dan para pengguna jasa kepelabuhanan.

Dalam kegiatan Port Gathering BNI – Pelindo II ini ditandatangani Perjanjian Kerja Sama (PKS) antara BNI dan IPC tentang Kerja Sama Sistem Pembayaran Dalam Rangka Fasilitas Pembiayaan Atas Invoice Pengguna Jasa Kepelabuhanan oleh Direktur Hubungan Kelembagaan & Transaksional Perbankan BNI Adi Sulistyowati dan Direktur Keuangan IPC Iman Rachman.

IPC terus berupaya memberikan kemudahan pelayanan untuk pengguna jasanya, baik dalam pelayanan operasional dengan modernisasi alat-alat bongkar muat maupun kemudahan dalam transaksi keuangan dengan salah satunya menggaet BNI untuk layanan Port Service Financing.

Adi Sulistyowati mengatakan, Port Service Financing tergolong baru di sektor layanan perbankan Indonesia. Port Service Financing tersebut merupakan sekumpulan layanan lengkap yang diberikan kepada pengguna jasa kepelabuhanan, mulai dari penyaluran kredit hingga kemudahan dalam pembayaran atas penggunaan jasa-jasa kepelabuhanan di Indonesia. Port Service Financing ini merupakan skim pembiayaan kepada pengguna jasa kepelabuhanan di IPC yang diintegrasikan dengan sistem penerimaan jasa kepelabuhanan.

“Port Service Financing yang kami siapkan ini memberikan banyak manfaat, antara lain bagi IPC, akan ada ketepatan atau kepastian pembayaran oleh pengguna jasa pelabuhan. Adapun bagi para pengguna jasa kepelabuhan, layanan kami ini dapat  memperlancar cash flow usaha,” ujarnya.

Sebelumnya, dalam rangka meningkatkan pelayanan kepada pengguna jasa IPC, BNI telah membangun kerja sama dengan IPC dalam bidang cash management bagi Pengguna Jasa Kepelabuhanan. Cash Management Services (CMS) BNI didesain secara customized sesuai dengan kebutuhan IPC dalam pengelolaan keuangan dan pembayaran secara terintegrasi sebagai solusi bisnis yang terpadu. Saat ini market share BNI dalam penerimaan jasa Kepelabuhanan mencapai 30-40%.

Untuk mendukung kelancaran Integrated Billing System, BNI telah mengimplementasikan sistem Host to Host Autocollection dan Billing Payment di IPC dengan channel antara lain: Teller BNI, ATM/mini ATM BNI, dan Internet Banking BNI. Dengan implementasi sistem Host to Host tersebut diharapkan dapat meningkatkan efektifitas dan efisiensi dalam hal pelaporan, monitoring transaksi dan rekonsiliasi di IPC, serta memberi kemudahan pembayaran bagi pengguna jasa pelabuhan.

“IPC berharap kesepakatan bersama ini dapat memperteguh sinergi BUMN yang sudah ada dalam melaksanakan pekerjaan nyata sebagai agen ekonomi pembangunan. Sinergi ini diharapkan dapat menguatkan dan bertransformasi untuk peningkatan kinerja seluruh aspek dalam BUMN khususnya dibidang industri maritim dan perbankan.       Diharapkan dengan penandatanganan MoU ini, bukan hanya pengguna jasa PT Pelabuhan Indonesia (Persero) yang dapat merasakan kemudahan dan efektivitas pelayanan, tetapi juga seluruh lini masyarakat di Indonesia mendapatkan impak positif atas hadirnya program ini,” tutup Elvyn G. Masassya, Direktur Utama IPC.

Dukungan BNI terhadap IPC dalam membangun sistem terintegrasi ini adalah dengan memberikan infrastruktur dan sistem teknologi terdepan serta ditangani oleh sumber daya manusia yang berkompetensi global, sehingga upaya untuk mengintegrasikan seluruh Jasa Kepelabuhan di lingkungan IPC dapat dicapai lebih cepat.

Tentang BNI :

PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. atau BNI didirikan pada tanggal 5 Juli 1946 dan menjadi bank pertama milik negara yang lahir setelah kemerdekaan Indonesia. BNI sempat berfungsi sebagai bank sentral dan bank umum sebagaimana tertuang dalam Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang No. 2/1946, sebelum akhirnya beroperasi sebagai bank komersial sejak tahun 1955.

Layanan Cash Management BNI telah dinobatkan sebagai The Best Local Bank – Cash Management dari tahun 2010, tahun 2012 hingga tahun 2016 untuk Large and Medium Sized Corporates oleh AsiaMoneyMagazines dan sebagai Best Cash Management Provider of The Year in Southeast Asia  dari tahun 2011 s.d. tahun 2016 oleh Alpha Southeast Asia Magazines.

Hingga akhir Semester I 2017, BNI kini memiliki 17.178 ATM yang tersebar di 34 provinsi dan 521 kabupaten/ kota termasuk 6 (enam) ATM di luar negeri, yaitu 4 ATM di Hong Kong dan 2 ATM di Singapura. Jaringan ATM tersebut juga dapat melayani transaksi kartu debit berlogo Link, ATM Bersama, dan Prima.

BNI sebagai holding perusahaan telah memiliki 4 anak perusahaan, yaitu BNI Syariah (perbankan syariah), BNI Life (perasuransian), BNI Securities (pasar modal), dan BNI Multifinance (pembiayaan). BNI Asset Management merupakan anak perusahaan dari BNI Securities.

Tentang IPC :

PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) atau IPC sebagai operator pelabuhan terbesar di Indonesia mempunyai visi untuk menjadi pengelola pelabuhan kelas dunia yang unggul dalam operasional dan pelayanan. IPC memiliki 12 (dua belas) cabang pelabuhan yang tersebar di wilayah bagian barat Indonesia, yakni Pelabuhan Tanjung Priok, Sunda Kelapa, Palembang, Pontianak, Teluk Bayur, Banten, Bengkulu, Panjang, Cirebon, Jambi, Pangkal Balam dan Tanjung Pandan.

Selain itu, IPC memiliki 16 (enam belas) anak perusahaan dan perusahaan afiliasi yang terdiri atas PT Pelabuhan Tanjung Priok, PT Jakarta International Container Terminal, PT Pengembang Pelabuhan Indonesia, PT Indonesia Kendaraan Terminal, PT Energi Pelabuhan Indonesia, PT Integrasi Logistik Cipta Solusi, PT Jasa Peralatan Pelabuhan Indonesia, PT Pengerukan Indonesia, PT Electronic Data Interchange Indonesia, PT Terminal Petikemas Indonesia, PT Pendidikan Maritim dan Logistik Indonesia, PT IPC Terminal Petikemas, PT Rumah Sakit Pelabuhan, PT Multi Terminal Indonesia, PT Jasa Armada Indonesia, serta KSO TPK Koja.

 

Untuk informasi lebih lanjut, silakan menghubungi:

Shanti Puruhita

Sekretaris Perusahaan

PT Pelabuhan Indonesia II (Persero).

Telp    : +6221 4301080

Email  : corp_sec@indonesiaport.co.id , www.indonesiaport.co.id

 

Kiryanto

Corporate Secretary BNI

Telp: 021-5728387,

Email : bni@bni.co.id

Jakarta, 4 September 2017 --- PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI) memperkuat bisnisnya untuk melayani para pengguna pelabuhan yang dikelola oleh PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) / IPC khususnya secara lebih lengkap. Kali ini, BNI menjadi bank asal Indonesia yang pertama kali memberikan layanan Port Service Financing kepada para pengguna jasa kepelabuhan yang dikelola oleh IPC.

Kepastian terkait layanan BNI dalam bentuk Port Service Financing di IPC ini ini ditunjukkan dalam acara Sosialisasi dan Pemberian Apresiasi kepada Nasabah pengguna jasa Kepelabuhanan yang dikelola Pelindo II atau Port Gathering BNI – Pelindo II di Jakarta, Senin (4 September 2017). Hadir pada kesempatan tersebut Direktur Utama BNI Achmad Baiquni, Direktur Utama IPC Elvyn G. Masassya, Direktur Hubungan Kelembagaan & Transaksional Perbankan BNI Adi Sulistyowati, Direktur Keuangan IPC Iman Rachman, dan para pengguna jasa kepelabuhanan.

Dalam kegiatan Port Gathering BNI – Pelindo II ini ditandatangani Perjanjian Kerja Sama (PKS) antara BNI dan IPC tentang Kerja Sama Sistem Pembayaran Dalam Rangka Fasilitas Pembiayaan Atas Invoice Pengguna Jasa Kepelabuhanan oleh Direktur Hubungan Kelembagaan & Transaksional Perbankan BNI Adi Sulistyowati dan Direktur Keuangan IPC Iman Rachman.

IPC terus berupaya memberikan kemudahan pelayanan untuk pengguna jasanya, baik dalam pelayanan operasional dengan modernisasi alat-alat bongkar muat maupun kemudahan dalam transaksi keuangan dengan salah satunya menggaet BNI untuk layanan Port Service Financing.

Adi Sulistyowati mengatakan, Port Service Financing tergolong baru di sektor layanan perbankan Indonesia. Port Service Financing tersebut merupakan sekumpulan layanan lengkap yang diberikan kepada pengguna jasa kepelabuhanan, mulai dari penyaluran kredit hingga kemudahan dalam pembayaran atas penggunaan jasa-jasa kepelabuhanan di Indonesia. Port Service Financing ini merupakan skim pembiayaan kepada pengguna jasa kepelabuhanan di IPC yang diintegrasikan dengan sistem penerimaan jasa kepelabuhanan.

“Port Service Financing yang kami siapkan ini memberikan banyak manfaat, antara lain bagi IPC, akan ada ketepatan atau kepastian pembayaran oleh pengguna jasa pelabuhan. Adapun bagi para pengguna jasa kepelabuhan, layanan kami ini dapat  memperlancar cash flow usaha,” ujarnya.

Sebelumnya, dalam rangka meningkatkan pelayanan kepada pengguna jasa IPC, BNI telah membangun kerja sama dengan IPC dalam bidang cash management bagi Pengguna Jasa Kepelabuhanan. Cash Management Services (CMS) BNI didesain secara customized sesuai dengan kebutuhan IPC dalam pengelolaan keuangan dan pembayaran secara terintegrasi sebagai solusi bisnis yang terpadu. Saat ini market share BNI dalam penerimaan jasa Kepelabuhanan mencapai 30-40%.

Untuk mendukung kelancaran Integrated Billing System, BNI telah mengimplementasikan sistem Host to Host Autocollection dan Billing Payment di IPC dengan channel antara lain: Teller BNI, ATM/mini ATM BNI, dan Internet Banking BNI. Dengan implementasi sistem Host to Host tersebut diharapkan dapat meningkatkan efektifitas dan efisiensi dalam hal pelaporan, monitoring transaksi dan rekonsiliasi di IPC, serta memberi kemudahan pembayaran bagi pengguna jasa pelabuhan.

“IPC berharap kesepakatan bersama ini dapat memperteguh sinergi BUMN yang sudah ada dalam melaksanakan pekerjaan nyata sebagai agen ekonomi pembangunan. Sinergi ini diharapkan dapat menguatkan dan bertransformasi untuk peningkatan kinerja seluruh aspek dalam BUMN khususnya dibidang industri maritim dan perbankan.       Diharapkan dengan penandatanganan MoU ini, bukan hanya pengguna jasa PT Pelabuhan Indonesia (Persero) yang dapat merasakan kemudahan dan efektivitas pelayanan, tetapi juga seluruh lini masyarakat di Indonesia mendapatkan impak positif atas hadirnya program ini,” tutup Elvyn G. Masassya, Direktur Utama IPC.

Dukungan BNI terhadap IPC dalam membangun sistem terintegrasi ini adalah dengan memberikan infrastruktur dan sistem teknologi terdepan serta ditangani oleh sumber daya manusia yang berkompetensi global, sehingga upaya untuk mengintegrasikan seluruh Jasa Kepelabuhan di lingkungan IPC dapat dicapai lebih cepat.

Tentang BNI :

PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. atau BNI didirikan pada tanggal 5 Juli 1946 dan menjadi bank pertama milik negara yang lahir setelah kemerdekaan Indonesia. BNI sempat berfungsi sebagai bank sentral dan bank umum sebagaimana tertuang dalam Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang No. 2/1946, sebelum akhirnya beroperasi sebagai bank komersial sejak tahun 1955.

Layanan Cash Management BNI telah dinobatkan sebagai The Best Local Bank – Cash Management dari tahun 2010, tahun 2012 hingga tahun 2016 untuk Large and Medium Sized Corporates oleh AsiaMoneyMagazines dan sebagai Best Cash Management Provider of The Year in Southeast Asia  dari tahun 2011 s.d. tahun 2016 oleh Alpha Southeast Asia Magazines.

Hingga akhir Semester I 2017, BNI kini memiliki 17.178 ATM yang tersebar di 34 provinsi dan 521 kabupaten/ kota termasuk 6 (enam) ATM di luar negeri, yaitu 4 ATM di Hong Kong dan 2 ATM di Singapura. Jaringan ATM tersebut juga dapat melayani transaksi kartu debit berlogo Link, ATM Bersama, dan Prima.

BNI sebagai holding perusahaan telah memiliki 4 anak perusahaan, yaitu BNI Syariah (perbankan syariah), BNI Life (perasuransian), BNI Securities (pasar modal), dan BNI Multifinance (pembiayaan). BNI Asset Management merupakan anak perusahaan dari BNI Securities.

Tentang IPC :

PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) atau IPC sebagai operator pelabuhan terbesar di Indonesia mempunyai visi untuk menjadi pengelola pelabuhan kelas dunia yang unggul dalam operasional dan pelayanan. IPC memiliki 12 (dua belas) cabang pelabuhan yang tersebar di wilayah bagian barat Indonesia, yakni Pelabuhan Tanjung Priok, Sunda Kelapa, Palembang, Pontianak, Teluk Bayur, Banten, Bengkulu, Panjang, Cirebon, Jambi, Pangkal Balam dan Tanjung Pandan.

Selain itu, IPC memiliki 16 (enam belas) anak perusahaan dan perusahaan afiliasi yang terdiri atas PT Pelabuhan Tanjung Priok, PT Jakarta International Container Terminal, PT Pengembang Pelabuhan Indonesia, PT Indonesia Kendaraan Terminal, PT Energi Pelabuhan Indonesia, PT Integrasi Logistik Cipta Solusi, PT Jasa Peralatan Pelabuhan Indonesia, PT Pengerukan Indonesia, PT Electronic Data Interchange Indonesia, PT Terminal Petikemas Indonesia, PT Pendidikan Maritim dan Logistik Indonesia, PT IPC Terminal Petikemas, PT Rumah Sakit Pelabuhan, PT Multi Terminal Indonesia, PT Jasa Armada Indonesia, serta KSO TPK Koja.

 

Untuk informasi lebih lanjut, silakan menghubungi:

Shanti Puruhita

Sekretaris Perusahaan

PT Pelabuhan Indonesia II (Persero).

Telp    : +6221 4301080

Email  : corp_sec@indonesiaport.co.id , www.indonesiaport.co.id

 

Kiryanto

Corporate Secretary BNI

Telp: 021-5728387,

Email : bni@bni.co.id

Related

News Archive